Sep 21, 2010

taaruf-khitbah-nikah-walimah


Islam hanya mengajarkan bentuk-bentuk
curahan kasih sayang dan cinta itu setelah
melalui satu proses sakral yakni pernikahan.

Adapun beberapa tahapan yang perlu dilewati,
antara lain :


1. Ta’aruf (Perkenlan) 3. Nikah
2. Khitbah (lamaran) 4. Walimah



Ta’aruf (perkenalan).
Yang penting dari ta’aruf adalah saling mengenal antara kedua belah pihak, saling memberitahu keadaan keluarga masing-masing, saling memberi tahu harapan dan prinsip hidup, saling mengungkapkan apa yang disukai dan tidak disukai, dan seterusnya. Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam proses ini intinya adalah saling menghormati apa yang disampaikan lawan bicara, mengikuti aturan pergaulan Islami, tak berkhalwat, tak mengumbar pandangan.

Bila belum berani bertatap muka langsung
(yang tentunya ditemani oleh mahramnya ^-^),
anda bisa memilih alternatif berikut..

Yaitu dengan mencari tahu kepribadian calon pasangan dengan meminta teman kita
( pria-wanita ) untuk mengorek informasi dari orang-orang terdekatnya.

Informasi apa yang kira-kira perlu kita ketahui ?
Coba Titipkan pertanyaan ringan berikut..

Agama:
“Adakah amalan sunnah yang sudah jadi kebiasaan?”
karena mereka yang mampu merawat amalan sunnah, sudah hampir dipastikan amalan wajibnya tidak terbengkalai.

Akhlak:
“Bagaimana perhatiannya dengan keluarganya?”
karena dia yang sangat perhatian dengan keluarga sudah barang tentu besoknya keluarga akan jadi perhatian utama.
“Apakah emosinya stabil?”
Karena kalau emotionalnya stable, bagus dia sudah mulai masuk area kedewasaan yang matang.
Pancing orangnya dengan membeberkan atau menanyakan salah satu kejelekan orang . Kalo tidak berminat berarti aman.

Pemikiran:
Menyatukan visi itu sangat penting sehingga tau mau dibawa kemana keluarga ini? Atau pendidikan semacam apa yang diberikan kepada anak. Visi bisa ditanyakan langsung, “apa visimu wahai calon teman setiaku?”.
Untuk ngecek apakah ngegombal atau gak, cek melalui teman dengan pertanyaan, “Bahasan apa yang sering diperbincangkan?
Agama? Pendidikan? Hiburan?”.
Kalo pengen yang sama-sama berjuang dalam berdakwah pilih yang mengutamakan bahasan agama. Tambahan, kalo pengen yang cerdas selidiki sekritis apa dia menilai sesuatu.

Sosok calon:
Foto tidak menjamin sama dengan kualitas fisiknya. Baiknya ketemu langsung atau kalo cari aman (dari penyakit hati), lihat dari kejauhan bagaimana sebenarnya fisiknya. Kalo anaknya berjilbab gak mungkin donk minta dibuka gitu, tanya ke temen deketnya apakah ada yang minus? misal ada yang tidak normal atau punya penyakit kulit?.

Pola pengelolaan keuangan:
“Bagaimana model belanjanya? Membeli tanpa pikir panjang? atau Sering ngutang?”

Dalam tahap ini anda dan dia bisa saling mengukur diri apakah cocok satu sama lain atau tidak. Masing-masing pihak masih harus sama-sama membuka options/kemungkinan batal atau jadi. Maka umumnya dilakukan tanpa terlebih dahulu melibatkan orangtua agar tidak menimbulkan kesan ‘harga jadi’ dan tidak ada lagi proses tawar menawar, sehingga jika pun gagal/batal tidak ada konsekuensi apa-apa. Karena jika sudah sampai menemui orangtua berarti secara samar maupun terang-terangan seorang pria sudah menunjukkan niat untuk memperistri si wanita.
Yang perlu di ingat, seringkali pasangan-pasangan itu terjebak dalam aktifitas pacaran yang terbungkus sampul ta’aruf. Apa namanya bukan pacaran kalau ada rutinitas kunjungan yang melegitimasi silaturahmi dengan embel-embel ‘ingin lebih kenal’.

Khitbah (lamaran)
Khitbah adalah jalan pembuka menuju pernikahan. Boleh dibilang, khitbah merupakan jenjang yang memisahkan antara pemberitahuan persetujuan seorang gadis yang sedang dipinang oleh seorang pemuda dan pernikahannya.
Keduanya sepakat untuk menikah.
Tapi, ini hanya sekadar janji untuk menikah yang tidak mengandung akad nikah.

Batasan Khitbah :
1. Khitbah biasanya, peminangan seorang pria kepada wanita (tentunya kepada wali wanita tersebut). seorang wanita juga bisa meminta kepada pria untuk dinikiahi.

Rasulullah bersabda yang di riwayatkan oleh imam bukhari dan muslim.
Yang artinya: telah datang seorang prempuan kepada Rasulullah yang mana prempuan tersevut meminta kepada nabi untuk menikahinya,sehingga nabi berdiri di sampingnya lama sekali, ketika itu salah satu dari sahabat melihatnya dan beranggapan bahwa beliau tidak berkehendak untuk menikahinya, maka sahabat tersebut berkata:
nikahkan saya ya Rasullah jikalau kamu tidak ada hajah(berkehendak) untuk menginginkannya, maka berkata Rasulullah : apakah kamu punya punya sesuatu?
dia berkata tidak!, dan beliau berkata lagi buatlah cicin walaupun dari besi, kemudian sahabat tersebut mencarinya dan tidak mendapatkan nya, kemudian beliau bersabda : apakah kamu hafal beberapa surat dari alquran ?Dia menjawab iya!surat ini dan ini,maka beliau bersabda : saya nikahkan kamu dengan nya dengan apa yang kamu hafal dari alquran."

Dari kontek hadist di atas sudah jelas sekali bahwa di perbolehkan bagi perempuan untuk meminta kepada seorang lelaki soleh yang bertaqwa dan berpegang teguh terhadap Dinnya untuk meminangnya, jika lelaki tersebut ingin maka nikahi dan jikalau tidak maka tolaklah, akan tetapi tidak di anjurkan untuk menolaknya secara terang-terangan cukup diam dengan memberikan isyarat, untuk menjaga kehormatan hati prempuan tersebut .

2. Khitbah bukan menghalalkan segalanya
Khitbah (tunangan) bukanlah syarat sahnya nikah ,akad nikah tanpa khitbah tetap sah, akan tetapi khitbah suatu wasilah untuk menuju ke jenjang pernikahan yang di perbolehkan . Mari kita simak syafi’iyah: khitbah adalah suatu yang di sunatkan dan di anjurkan ,dengan dalil fi’iliyah sebagai mana Rasulullah meminang aisyah binti abu bakar ra.
Dalam masa penantian sebelum resmi menikah, seorang lelaki dan perempuan wajib menjaga kehormatan dirinya. Meskipun sudah melakukan khitbah atau pertunangan, tetap saja keduanya belum dihalalkan untuk melakukan sesuatu yang lazim dipraktekkan pasangan suami isteri. Dari sini, tidak dibenarkan bagi kedua tunangan untuk melanggar batas-batas syariat, seperti percampuran dan kencan. Ketentuan umum terkait aurat, ikhtilath/khalwat tetap menjadi larangan. Untuk menghindari hal-hal sepertiini, solusi terbaik adalah tindakan preventif dari hal-hal yang diharamkan Allah swt, termasuk menjaga jarak dengan calon isteri atau suaminya sedini mungkin. Sebab, hubungan khatib (pelamar) dgn makhtubahnya (perempuan yang dilamar) adalah hubungan yang paling rawan dan berbahaya.

3. Jangan berlama dalam masa khitbah
Meski tidak ada nash khusus tentang batas waktu masa khitbah, tapi dianjurkan menikah dan khitbah tidak terlalu lama. Untuk menghindarkan fitnah dan berbagai potensi terjadinya kerusakan. Sesudah khitbah (permohonan menikah) disetujui, sebaiknya keluarga kedua pihak bermusyawarah mengenai kapan dan bagaimana walimah dilangsungkan.

"Dan sesuatu yang mengantarkan kepada keharaman, haram pula hukumnya"

4. Haram meminang pinangan saudaranya
diriwayatkan oleh al-Bukhari bahwa Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma menuturkan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sebagian kalian membeli apa yang dibeli saudaranya, dan tidak boleh pula seseorang meminang atas pinangan saudaranya hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau peminang mengizinkan kepadanya”

Boleh hukumnya mengkhitbah lewat SMS, karena ini termasuk mengkhitbah lewat tulisan (kitabah) yang secara syar’i sama dengan khitbah lewat ucapan. Kaidah fikih menyatakan : al-kitabah ka al-khithab (tulisan itu kedudukannya sama dengan ucapan/lisan).
(Wahbah Az-Zuhaili, Ushul Al-Fiqh Al-Islami, 2/860).
Kaidah itu berarti bahwa suatu pernyataan, akad, perjanjian, dan semisalnya, yang berbentuk tulisan (kitabah) kekuatan hukumnya sama dengan apa yang diucapkan dengan lisan (khithab).

Namun setelah saya coba konsultasi dengan mas'ul, bila SMS ini juga sudah disetujui oleh sang akhwat(wanita), maka haruslah setelah itu sang ikhwan(pria) berkunjung bersama walinya ke orang tua akhwat tersebut. agar khitbahnya menjadi sah.

Yang perlu disadari, khitbah mirip jual beli, dalam masa tawar menawar bisa jadi, bisa juga batal. Pembatalannya harus tetap sopan menurut aturan Islami, tidak menyakiti hati dengan kata-kata yang kasar, tidak membicarakan aib yang sempat diketahui dalam khitbah kepada orang lain. Namun sebagaimana jual beli harus ada prinsip kedua belah pihak ridho. Khitbah baru bisa berlanjut ke pernikahan jika kedua pihak ridho, jika salah satu membatalkan proses tawar menawar maka pernikahan tak akan jadi. Kalaupun dibatalkan (meski mungkin menyakitkan), harus ada alasan yang kuat untuk salah satu pihak membatalkan rencana nikah yang sudah matang. Sebab Islam melarang ummatnya saling menyakiti tanpa alasan. Jadi jika ada yang ragu (dengan alasan yang benar) sebelum menikah, sebaiknya membatalkan sebelum terlanjur.

Nikah
Tidak ada satu nash pun baik dalam Al-Qur`an maupun As-Sunnah yang menetapkan batasan waktu antara khitbah dan nikah. Baik tempo minimal maupun maksimal. (Yahya Abdurrahman, Risalah Khitbah, hal. 77). Dengan demikian, boleh saja jarak waktu antara khitbah dan nikah hanya beberapa saat, katakanlah beberapa menit saja. Boleh pula jarak waktunya sampai hitungan bulan atau tahun. Semuanya dibolehkan, selama jarak waktu tersebut disepakati pihak laki-laki dan perempuan. Satu hari bisa jadi sudah deadline bagi pria-wanita yang sudah sedemikian menggebunya hingga khawatir terjerumus kepada dosa zina. Namun jika bisa merasa ‘aman’ dengan menunda beberapa waktu tidak masalah.

Walimah
Wajib mengadakan walimah setelah dhukul(bercampur), berdasarkan perintah Nabi saw. kepada Abdurrahman bin ’Auf r.a. agar menyelenggarakan walimah sebagaimana telah dijelaskan pada hadits berikut. Dari Buraidah bin Hushaib bertutur, ”Tatkala Ali melamar Fathimah r.anha, berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya pada perkawinan harus diadakan walimah.” (Shahih Jami’us Shaghir no:2419 dan al-Fathur Rabbani XVI:205 no:175).

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan walimah :

a. HENDAKNYA walimah dilaksanakan dalam tiga hari, setelah dhukhul (bercampur), karena perbuatan inilah yang dinukil dari Nabi saw. Anas r.a. bertutur, “Nabi saw. menikahi Syafiyah dan menjadikan pemerdekaannya sebagai maharnya dan mengadakan walimah selama tiga hari.” (Sanadnya Shahih: Adabuz Zifaf hal.74, diriwayatkan Abu Ya’la dengan sanad hasan sebagaimana yang disebutkan dalam Fathul Bari, IX:199 dan yang sema’na diriwayatkan Imam Bukhari sebagaimana yang dijelaskan dalam Fathul Bari IX:224 no:1559. Demikian menurut Syaikh al-Albani.

b. Mengundang orang-orang yang shalih baik fakir maupun kaya, karena Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan orang mukmin. Dan Jangan (pula) menyantap makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (Hasan: Shahihul Jami’us Shaghir no:7341, ‘Aunul Ma’bud XIII:178 no:4811 dan IV:27 no:2506).

c. Hendaknya mengadakan walimah, dengan memotong seekor kambing atau lebih, bila mampu. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw. yang ditujukan kepada Abdurrahman bin ’Auf r.a., ”Adakanlah walimah meski hanya dengan menyembelih seekor kambing.” (Muttafaqun ’alaih).
Dari Anas r.a. berkata, ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. mengadakan walimah untuk pernikahan dengan seorang wanita sebagaimana yang beliau adakan ketika kawin dengan Zainab dimana beliau menyembelih seekor kambing.” (Muttafaqin ’alaih: Muslim II:1049 no:90 dan 1428, dan lafadz ini baginya, Fathul Bari IX:237 no:5171, dan Ibnu Majah I:615 no:1908).

Boleh menyelenggarakan acara walimah dengan hidangan yang mudah didapatkan walaupun tanpa daging berdasarkan hadits Anas.
Dari Anas r.a. berkata, ”Nabi saw. pernah menginap tiga hari di suatu tempat antara Khabir dan Madinah untuk menyelenggarakan perkawinan dengan Shafiyah binti Huyay. Kemudian aku mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimah Beliau. Dan tidak didapatkan dalam walimah tersebut ada roti ada daging, lalu diatasnya diletakkanlah korma kering dan minyak samin. Sehingga hidangan itu menjadi walimah Beliau.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari IX:224 no:1559 dan lafadz ini baginya, Imam Bukhari, Muslim II:1043 no:1365 dan Nasa’i VI:134).
Tidak boleh mengkhususkan undangan hanya untuk orang-orang kaya, tanpa orang-orang miskin, Nabi saw bersabda, ”Seburuk-buruk hidangan ialah hidangan walimah. Dimana orang yang berhak mendatanginya (orang yang berhak mendatanginya: orang miskin) dilarang mengambilnya, sedangkan orang yang enggan mendatanginya (Orang yang enggan mendatanginya: orang kaya (peng..)) diundang (agar memakannya). Dan barangsiapa yang tidak memenuhi undangan, maka sungguh ia bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Muttafaqun ’alaih: Muslim II:1055 no:110/1432, dan diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim juga dari Abu Hurairah secara mauquf padanya bisa dilihat dalam Fathul Bari IX:244 no:5177).

Adapun pernikahan para aktivis dakwah memang selalu unik, banyak kisah dan ibroh yang kita dapatkan. Hal ini saya kutip dari http://anugerah.hendra.or.id Beliau mengatakan bahwa hal ini selalu banyak diperbincangkan oleh masyarakat awam. Dari mulai hijab dan pemisahan tempat duduk para tamu undangan, nasyid yang disajikan, sampai disembunyikannya pengantin perempuan. Hal-hal seperti itu kadang membikin banyak pertanyaan besar di pandangan masyarakat awam, bahkan ada yang sampai menuduh sebagai Islam Jamaah, Islam fundamentalis, Aliran baru dan lain sebagainya. Sampai akhirnya ada juga Ikhwah yang kreatif dengan menuliskan pesan singkat di Kartu Undangan Walimah untuk mengantisipasi hal ini.

Mungkin di Kartu Undangan Resepsi yang umum sering kita temui tulisan sebagai berikut :

“Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, alangkah baiknya jika tali asih atau cinderamata yang akan diberikan tidak dalam bentuk barang.”

Maka di Kartu Undangan Walimah ala Ikhwan dibuat sedikit perubahan untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti berikut :

“Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, Resepsi Pernikahan ini akan dilaksanakan sesuai Adab Islam dengan pemisahan tempat duduk antara tamu pria dan wanita.”


Kesimpulan dari berbagai sumber :

http://www.eramuslim.com
http://nikenike.net/blog/2007/05/27/tips-taaruf/
http://revolusidamai.multiply.com/journal/item/361
http://te-in.facebook.com/topic.php?uid=93820048387&topic=9353&post=43833
http://ikhwan-nul-islam.cybermq.com/post/detail/5941/khitbah-lewat-sms-dan-batas-khitbah
http://alislamu.com/content/view/394/6/
http://anugerah.hendra.or.id/pernak-pernik-nikah/5-anekdot/kartu-undangan-walimah/
http://anugerah.hendra.or.id/pra-nikah/khitbahmeminang/bagaimana-cara-mengkhitbah/




http://www.islam4shared.co.cc/2010/07/taaruf-khitbah-nikah-walimah.html

Aug 24, 2010

Ketika Kau Menyapa Lyrics


Ketika Kau Menyapa Lyrics

Di Sudut Hariku
kau Datang Hadir Sentuh Hampaku
yang Dulu Tak Pernah Kucari
kini Menghampiri

sinarilah Aku Mentari
hangatkan Relung-Relung Jiwaku
kini Kusadari Oh Kasih
kau Tercipta Untukku

reff: Ketika Kau Datang
buyarkan Jenuhku
senyummu Candamu
hangatkan Mimpiku

cinta Datang Tiba-Tiba
cinta Adalah Anugerah Yang Kuasa
cinta Takkan Sia-Sia
ketika Kau Menyapa

Aug 17, 2010

Para Pejuang Syariah dan Khilafah adalah orang-orang yang MERDEKA !




17 agustus 2010, merdeka!!! mereka pekikkan

hmmm....
iseng2 serching, eh dapet tulisan bagus tentang apa itu merdeka...
yukkkk kita baca...

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, kaum muslim menghadapi suatu peperangan dengan kerajaan Persia, peperangan yang dahsyat, karena kaum muslim menghadapi salah satu dari dua negara adikuasa pada saat itu. Peperangan ini dikenal dengan nama Al Qodisiyah. Ada satu fragmen dalam segmen sirah sahabat tersebut yang perlu ambil sebagai ibrah bagi kita semua, Islam membebaskan manusia dari mempertuhankan sesama manusia.
Rub'i bin Amir adalah seorang prajurit biasa dalam pasukan kaum muslim yang saat itu dipimpin oleh Sa'ad bin Abi Waqqash. Ia diutus oleh sang panglima untuk menyampaikan pesan kepada komandan pasukan Persia, Rustum.
Berikut sebagian dialog yang terjadi antara Rub'i bin Amir dan Rustum:

Rustum: "Apa yang mendorong kalian memerangi kami dan masuk ke negeri kami?"

Rub'i bin Amir: "Kami datang untuk mengeluarkan siapa saja dari penyembahan manusia kepada penyembahan Allah semata".

Pada kesempatan itu Rub'i bin Amir melihat para prajurit Persia di kiri dan kanannya tunduk ruku' pada pemimpinnya Rustum. Rub'i bin Amir berkata: "Selama ini kami mendengar tentang kalian hal-hal yang mengagumkan, tetapi aku tidak melihat kaum yang lebih bodoh dari kalian. Kami kaum muslimin tidak saling memperbudak satu dan lainnya. Aku mengira kalian semua sederajat sebagaimana kami. Akan lebih baik jika kalian jelaskan kepadaku bahwa sebagian dari kalian menjadi tuhan bagi sebagian yang lain".
Mendengar ucapan Rub'i bin Amir ini, orang-orang tertindas diantara mereka saling berpandangan seraya berguman, "Demi Tuhan, orang Arab (islam) ini benar".

ucapan fenomenal Rub'i bin
Amir ketika berhadapan dengan Rustum, panglima pasukan Parsi:


إن الله ابتعثنا، لنخرج من شاء، من عبادة العباد إلى عبادة الله, ومن جور الأديانإلى عدل الإسلام، ومن ضيق الدنيا إلى سعة الدنيا والآخرة


" Sungguh Allah mengutus kami, agar kami keluarkan (merdekakan)
manusia dari mengabdikan diri pada sesama manusia kepada mengabdikan
diri kepada Allah, dari kezaliman agama kepada keadilan Islam dan
dari kesempitan dunia kepada keluasan dunia dan akhirat."

Jelaslah bahawa merdeka yang sebenarnya, bebas dari belenggu perhambaan sesama manusia. Kita hanya mengabdi, memperhambakan diri kita kepada Ilahi. Mengabdi kepada Ilahi berarti patuh, taat, cinta dan kasih kita hanya untuk Allah SWT. Ikutilah petunjukNya berupa syariat islam yang kaffah !

"Janganlah kamu menjadi hamba seseorang karana Allah telah
menciptakan kamu dalam keadaan merdeka," demikian Ali bin Abi Thalib

Manusia merdeka mampu berfikir dan bertindak untuk diri dan manusia seluruhnya tanpa
rasa takut kerana tiada yang perlu ditakutinya kecuali
Allah s.w.t.

Ketika manusia telah berikrar dengan dua kalimah syahadah secara sadar, maka dia telah memerdekakan dirinya. Tiada lagi ketakutan kecuali hanya pada Allah swt.....

Demikian juga dengan para hamlud dakwah, para pejuang syariah dan khilafah...mereka adalah pribadi pribadi yang telah menyandarkan kerinduannya akan tegaknya khilafah yang kedua dengan terus berjuang dan bergerak...mereka seperti air yang mengaliri jiwa jiwa yang gersang dan jauh dari fikrul islam...mengaliri jiwa jiwa yang kesepian dari rahmat dan karunia Allah swt...mereka mengaliri jiwa jiwa yang hampa dari kasih sayang Allah swt...mereka mengalir dengan sangat derasnya sampai mereka menjebol dan meruntuhkan tembok tebal keangkuhan kedengkian yang telah lama menghadang!

karena sebenarnya jiwa para pejuang syariah dan khilafah telah lama merdeka atas idzin Allah swt...“mereka tidak perlu takut dan tidak perlu cemas (laa khawfun ‘alayhim walaa hum yahzanuun) karena merekalah sejatinya orang-orang yang MERDEKA!

...dan KHILAFAH yang selalu mereka serukan adalah sebuah ajakan ketulusan untuk kembali kepada sistem yang benar benar akan memerdekakan kita semua dari penjajahan sistemik system kufur yakni penjajahan kapitalisme atas umat islam seluruhnya...

maka sudah saatnya dan sudah selayaknya kemerdekaan sejati kita raih bersama tegaknya syariah dan khilafah...
mari insan dakwah....kita kembali review janji kita kepada Allah swt...

"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanya untuk Allah, Tuhan yang mengatur alam semesta," demikianlah ikrar kita lima kali sehari semalam. Suatu ikrar kemerdekaan!

dengan KHILAFAH kita MERDEKA ! KHILAFAH atau MATI adalah pengganti dari semboyan para pendahulu kita.."MERDEKA ATAU MATI"
ya ....saatnya katakan: KHILAFAH ATAU MATI !

ALLAHU AKBAR !!!

copas :
hambaAllah yang dhoif

Andiy Qutuz Leonidaz
"pemberontakyangkesepian"

Sultan Abdul Hamid II: Pemimpin Amanah yang Dikhianati





Sultan Abdul Hamid II (1842-1918)

Di mana pemimpin seperti dia untuk umat?” tanya seorang pengguna milis Yahoo Indonesia! Answers, forum berbagi informasi, tempat siapa saja mengajukan pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan tersebut ditulis dalam bahasa Inggris, dengan huruf besar semua. Ditulis pada 4 Juni 2010. Him (dia) yang dimaksud oleh si penanya adalah Sultan Abdul Hamid II.

Belum sempat yang lainnya memberikan jawaban, pengelola milis tersebut buru-buru menghapus pertanyaan yang berjudul Untuk Saudaraku Muslim… Semangat Sultan Abdul Hamid II Sehubungan dengan Palestina…? itu.

Pertanyaan ini sudah dihapus. Begitulah kalimat pemberitahuan yang ditulis di samping logo segitiga merah bertanda seru warna putih tersebut. Lho mengapa dihapus? Memang siapa Sultan Abdul Hamid II itu dan apa hubungannya dengan Palestina?

Penjaga Palestina

Sultan, lahir pada hari Rabu, 21 September 1842. Dengan nama lengkap Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan. Ia adalah putra Abdul Majid dari istri keduanya. Ibunya meninggal saat ia berusia 7 tahun.

Sultan menguasai bahasa Turki, Arab, dan Persia. Senang membaca dan bersyair. Pada 41 Agustus 1876 (1293 H), Sultan Abdul Hamid dibaiat sebagai Khalifah di tengah-tengah merosotnya pemahaman kaum Muslim akan Islam.

Kebodohan itu membuat umat tidak tahu lagi mana kawan dan mana lawan. Tidak sedikit yang terkecoh dan bersekutu dengan penjajah termasuk penjajah Zionis Yahudi yang ngebet ingin mencaplok Palestina. Pada 1892 misalnya, sekelompok Yahudi Rusia memohon kepada Sultan untuk tinggal di Palestina.

Permohonan itu dijawab Sultan dengan tegas. “Pemerintah Ustmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diizinkan menetap di Palestina”. Mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.

Empat tahun kemudian, konseptor Der Judenstaat (Negera Yahudi) Theodor Hertzl, memberanikan diri menemui Sultan Abdul Hamid sambil meminta izin mendirikan gedung di al Quds, Palestina.

Permohonan itu dijawab sultan “Sesungguhnya Khilafah Utsmaniyyah ini adalah milik kaum Muslim. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri.”

Melihat keteguhan Sultan, mereka kemudian melakukan konferensi Basel di Swiss, pada 29-31 Agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan Khilafah.

Karena gencarnya aktivitas Yahudi Zionis akhirnya Sultan pada tahun 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan atas rombongan peziarah Yahudi ke Palestina untuk tinggal di sana lebih dari tiga bulan. Paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait.

Dan pada tahun 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1902, Hertzl berupaya menyogok Sultan. Sogokan itu di antaranya berupa:

1. Seratus lima puluh juta poundsterling (uang emas Inggris) khusus untuk Sultan;

2. Membayar semua utang pemerintah yang diwariskan khalifah sebelumnya yang mencapai 33 juta poundsterling;

3. Membangun kapal induk untuk pemerintah dengan biaya 120 juta Franc;

4. Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga; dan

5. Membangun Universitas Utsmaniyyah di Palestina.

Semuanya ditolak Sultan, bahkan Sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim pesan,

“Nasihati Mr Hertzl agar jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.”

Ya ketegasan seperti itulah yang tidak dimiliki para penguasa negeri Muslim saat ini. Padahal saat itu kondisi pemerintahan Sultan Abdul Hamid dalam keadaan genting karena sebagian besar aparatnya ternyata telah menjadi antek penjajah. Para antek ini tergabung dalam Turki Muda yang dimotori oleh Mustafa Kemal Pasha Laknatullah.

Sehingga alih-alih membela Sultan, mereka malah bekerja sama dengan Kerajaan Protestan Inggris dan sekutunya untuk menggulingkan Sultan.

Tidak henti-hentinya kaum Yahudi dengan Zionisme melancarkan gerakan untuk menumbangkan Sultan. Dengan menggunakan jargon-jargon liberation (liberalisasi), freedom (kebebasan), dan sebagainya, mereka menyebut pemerintahan Abdul Hamid II sebagai Hamidian Absolutism (pemerintah diktator Hamid), dan sebagainya.


Dikudeta

Malam itu, 27 April 1909 Sultan Abdul Hamid dan keluarganya kedatangan beberapa orang tamu tak diundang. Kedatangan mereka ke Istana Yildiz menjadi catatan sejarah yang tidak akan pernah terlupakan.

Mereka mengatasnama-kan perwakilan 240 anggota Parlemen Utsmaniyyah, di bawah tekanan Turki Muda, yang setuju penggulingan Abdul Hamid II dari kekuasaannya. Senator Syeikh Hamdi Afandi Mali mengeluarkan fatwa tentang penggulingan tersebut dan akhirnya disetujui oleh anggota senat yang lain.

Fatwa tersebut terlihat sangat aneh dan setiap orang pasti mengetahui track record perjuangan Abdul Hamid II bahwa fatwa tersebut bertentangan dengan realitas di lapangan.

Keempat utusan itu adalah Emmanuel Carasso, seorang Yahudi warga Italia dan wakil rakyat Salonika (Thessaloniki) di Parlemen Utsmaniyyah (Meclis-i Mebusan) melangkah masuk ke istana Yildiz. Turut bersamanya adalah Aram Efendi, wakil rakyat Armenia, Laz Arif Hikmet Pasha, anggota Dewan Senat yang juga panglima militer Utsmaniyyah, serta Arnavut Esat Toptani, wakil rakyat daerah Daraj di Meclis-i Mebusan.

Mereka mengkudeta Sultan. “Negara telah memecat Anda!” Esat Pasha memberitahu kedatangannya dengan nada angkuh. Kemudian satu persatu wajah anggota rombongan itu diperhatikan dengan seksama oleh Sultan.

“Negara telah memecatku, itu tidak masalah,… tapi kenapa kalian membawa serta Yahudi ini masuk ke tempatku?” Spontan Sultan marah besar sambil menudingkan jarinya kepada Emmanuel Carasso.

Sultan memang kenal benar siapa Emmanuel Carasso itu. Dialah yang bersekongkol bersama Herzl ketika ingin mendapatkan izin menempatkan Yahudi di Palestina.

Singkat kata, Sultan pun diasingkan ke Salonika, Yunani. Hingga ia menghembuskan nafas terakhir dalam penjara Beylerbeyi pada 10 Februari1918.

Kepergiannya diratapi seluruh penduduk Istanbul. Mereka baru sadar karena kebodohan mereka membiarkan Khilafah Utsmaniyyah dilumpuhkan setelah pencopotan jabatan khilafahnya.

Akibatnya fatal, tahun 1924, runtuhlah institusi yang menaungi kaum Muslim tersebut sehingga pada 1948 berdirilah negara ilegal Israel di tempat Nabi Muhammad SAW mikraj.

Sepeninggal pemimpin umat yang dikhianati itu, lahirlah lebih dari 50 penguasa negeri Islam yang menghianati umat. Dengan dalih Hukum Internasional, mereka tidak mau mengerahkan tentaranya untuk berperang melawan kebiadaban Zionis Israel. [] joko prasetyo dari berbagai sumber

Aug 14, 2010

Sembilan Puluh Menit dan Hujan


kaget sempet dapet pesen di wall fb dari seorang teman yang jauh disana, dia ijin pake nama n karakter saya untuk membuat sebuah tulisan... hihi, emang karakter saya kayak apa ya, sampe dibikin tulisan n di pajang di magz nasional... nah.. mau tau hasil tulisanya seperti apa? nihhhh


D'Rise! -02. Namaku Resti. Amat penting bagiku memiliki rasa setia kawan, penghormatan pada yang lebih tua dan menggembirakan sejawat. Walau begitu, aku enggan nongkrong-nongkrong. Tidur di kamar kost lebih bermanfaat daripada nongkrong. Tidur lebih berarti ketimbang membuang-buang karbondioksida dengan sia-sia di tempat tongkrongan dengan sekumpulan orang yang tidak ingin kehilangan gengsi. Demi menghargai sebuah ajakan mulia, kali ini aku memilih ’nongkrong’. Hemm, tepatnya menjadi seorang pendengar budiman. Tongkrongan dalam ceramah sembilan puluh menit.

Detik-detik ini terasa lama, jam dinding itu seperti kura-kura. Lambat, bagai tetesan air keran macet. ”Menit ke enam puluh lima, bersisa dua puluh lima menit lagi” batinku. Aku masih duduk bersila. Setelah aku memutar posisi dudukku ke kanan, ke kiri dan nyaris setengah menjongkok. Aku menahan diri dengan segala rupa agar pertemuan berdurasi seratus delapan puluh menit ini ditutup dengan salam. Jujur, pertemuan ini cukup spektakuler. Hanya sayang, aku memang tipe yang gampang bosan. Rasa bosan itu mampu kujerjaki di lima puluh menit pertama. Selebihnya adalah perjuangan melawan kantuk dan lalat yang hinggap.

Bagiku, pantang rasa kantuk ini ketahuan. Maka jangan heran, jika perilaku menghitung detik, mengusir lalat, memutar bola mata, dan mengangguk-anggukan kepala disebut sebagai metode pengalihan kantuk. Setidaknya bagiku, gadis yang setia menghitung detik.

”Gimana adik-adik, cukup jelas tidak pemahaman islam barusan?” Di menit ke seratus, sang pementor bertanya. Aku menggeleng, bukan karena kantuk, tapi memang tidak ada pertanyaan sejauh ini. Dua orang lainnya masih diam , belum menggelontorkan semacam pertanyaan maupun sanggahan.

Satu, dua, tiga, empat. Aku menghitung jumlah kepala yang hadir di forum ini termasuk kepalaku. Kami orang-orang yang tak saling kenal yang kemudian dikumpulkan. Agenda ini bersifat mingguan berdurasi sembilan puluh menit. Forum dengan formasi setengah lingkaran ini tidak memiliki banyak menu dan aku telah memenuhi syarat. Seorang pemimpin forum yang disebut pementor, setia hadir membawakan tema yang konon sudah dirancang susah payah semalam suntuk.

Untuk forum seperti ini, aku perlu memasang telinga yang mendengar, kemauan dan rasa menghargai kepada penyaji. Dan itulah pula yang membawaku tetap bertahan untuk menghitung detik dan mengusir lalat di menit-menit sisa. Bagiku, menghargai orang lain seumpama momen genting si anak penyu yang berjuang keras menggapai pantai. Jika kelewatan dan tidak lekas mencari sela, situasi saling menghargai itu akan luput. Hubungan pertemanan bisa karam, kekeluargaan bisa mengendur, percintaan akan pupus.

Nalar gampangnya, apakah kau suka jika ketika berbicara lantas ada yang menguap. Itulah yang aku jaga. Kalau bisa, aku tak ingin seorang pun tau aku si pembosan. Aku datang ke forum ini dengan niat kedamaian, sebisa mungkin tidak menodai siapa pun. Termasuk si pementor yang membawa kalam suci dan perkataan suci. Ia tidak dibayar, cukup tuhannya yang membayar. Ia datang bukan karena diundang, justru dialah yang mengundang segenap kami. Aku salut padanya. Rasa salut terbukti mampu membawaku kemari. Walau aku tidak yakin berapa lama lagi energi salut itu bisa membuatku bertahan.

********

Hujan gerimis membasahi tanah gersang. Jika hujan ini berlangsung lebih lama lagi, banjir tidak akan terelekkan. Bumi ini merutuk. Serba salah sudah. Jika hujan, airnya tergenang menjadi garang. Jika kemarau, tanah kerontang dedauan memucat cepat. Gerimis menusuk ini kutahankan. Baru ada dua kepala yang hadir di agenda sembilan puluh menit bersama pementor. Baru ada aku dan dirinya, si pementor yang setia. Dia tidak pernah datang terlambat, meski sehari-harinya selalu jalan kaki.

Sosok itu bernama Meli. Dirinya terpaut dua tahun lebih tua dariku. Keteladanan dan interval diantara kami menambah alasan di dalam diriku untuk tak pupus menghargai akad diantara kami. Meskipun gerimis ini ingin ku hangatkan dalam selimut damai dan tidur siang.

Sepuluh menit waktu berlalu dari yang telah ditentukan. Sejujurnya, aku lebih suka pertemuan atau mentoran kali ini batal saja. Aku tidak nyaman dimentor sendirian. Aku tak sudi menghitung lalat sendirian. Aku ingin melihat tampang dua temanku yang lainnya geser kanan kiri yang membosan. Memang, Kak Meli pernah memberi nasihat agar kami banyak berta’awuz. Karena boleh jadi itu semata godaan syaithan di dada kami. Menggoda agar kami beranjak dari majelis.

”Kak Meli, bagaimana kalau mentoran kali ini diundur saja?” Usulku memberanikan diri.

”Hemm... Sayang adik. Kita kan sudah sengaja datang kesini untuk mengkaji. Hujan tidak menghentikan langkah kita. Sekarang tinggal kita mulai saja, mengapa mundur?” Kata-kata keluar dengan lembutnya. Tapi usahaku untuk penggagalan ini belum sampai finis.

”Nggak usah aja ya, Kak! Plisss... Saya teringat jemuran di kost. Apalagi saya sedang jemur sepatu Kak. Wah, kalau diambil orang kan sayang. Ya ya? “ ungkapku dengan nada memelas. Bukan Resti namanya jika tidak pandai cari alasan.

Maka benarlah. Kak Meli tak sanggup melawan dan hatinya tertawan sendirian.

”Hemm, Ya sudah kalau ada halangan. Minggu depan kita kajian lagi ya. Karena kita tak tahu kematian itu kapan datang. Maka manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya”

”Ya” Cepat saja kukatakan. Secepat hujan yang jatuh ke bumi, bebas hambatan.

********

Sudah berlalu waktu seminggu, tapi serasa baru kemarin. Lagi-lagi, seminggu ini hujan turun bergantian dengan awan mendung. Dari balik tirai jendela, air dari atap langit membasahi bumi seumpama tembakan air bertubi-tubi. Dalam suasana yang sejuk rupa begini, kakiku berat melangkah keluar. Hujan reda dan deras bergantian, namun aku terlanjur beringsut di balik selimut. Menghangat dan lamat-lamat terpejam. Ahh..... Sudahlah, lupakan mentoring sejenak. Kemungkinan teman-temanku yang lain pun telah bermuara di pulau yang sama, pulau kapuk nan nyaman yang mengundang mimpi untuk datang. Zzzz... Zzzz... Zzzz....

********

Empat pesan singkat masuk ke inbox telepon selular kesayanganku. HP sejak tadi di-silent, tidurku praktis bebas dari gangguan. Tapi entah, aku merasa ada getar gundah yang menggelitik. Karena seseorang di tempat lain, ternyata sedari tadi menunggu kedatanganku. Hingga mungkin tubuhnya jenuh menunggu disitu. Lelah bersama detik-detik yang menertawai kesendiriannya.

Aslm Wr Wb. Dek, kk udah nunggu nih. Adek datang mentoring kan?

(14.07, SMS pertama Kak Meli)

Hemm... kk masih nunggu loh. Kalau mau datang, silakan. Ok

(14.17, SMS kedua Kak Meli)

Dek, kalau masih ada kesempatan utk datang, boleh aja. Lebih baik terlambat drpd tdk sama sekali.

(14.45, SMS ketiga. Masih dari orang yang sama)

Woi... Dikau datang mentoring? Wah, aku ngga datang ni. Males uy. Tapi kasihan tu K’Meli. Kayanya dia nungguin qta.

(15.05. Kali ini dari orang berbeda. Namanya Dewi, teman sekelompok mentoringku)



Hatiku berkompetisi. Aku merasa telah berbuat kecurangan, disisi lain aku pun mendapat dukungan. Kak Meli, pementorku, sudah bersusah menunggu meski faktanya para pendengarnya belum tergerak untuk ini. Kami mungkin menganggap bahwa mentoring tak berbeda dengan nongkrong. Sah saja bila tidak datang. Selimut hangat teramat menggoda. Sehingga kewajiban dari langit tertunda. Ya, aku berharap ini hanya tunda saja.

********

Hari yang cerah, bunga-bunga bermekaran indah. Tak boleh lagi ada alasan untuk tidak pergi. Ada rindu mendengar wejangan Kak Meli. Ada getir rasa bersalah selama dua minggu ini. Entah perasaan yang merabai, yang pasti aku ingin bertemu dengannya. Memelas maaf. Aku belum seperti Kak Meli yang tidak terhalang hujan untuk menyampaikan risalah. Aku bahkan belum bisa menyumbangkan waktuku sepenuhnya meski hanya untuk mendengar. Tapi kali ini aku janji, aku tak ingin menghitung detik lagi.

Tik... Tik... Tik...

Detik terus melaju. Namun belum ada seorang pun yang datang seperti biasa. Tidak Kak Meli, tidak yang lainnya. Beginikah rasa sesak menunggu sendirian? Hatiku tiba-tiba haru, membayangkan Kak Meli yang kemarin menunggu seorang diri di tengah deru hujan.

Ahh.... Dan kini aku baru sadar bahwa aku bukan hanya si pembosan, tp juga tidak sabaran. Aku mencari-cari di phonebook digit nomor seluler Kak Meli. Ya! Tuuttt... Tuuutt... Nomor sibuk. Nihil. Cepat jemariku memencet nomor lain, digit nomor Dewi rekan sekelompokku, terpampang di layar. Tak sabar, ingin mendengar sahutannya.

”Halo..” terdengar sahutan di seberang

”Halo.. Wi, Aku sendirian nih. Dikau dimana? Ngga mentoring? Jangan malas gitu dong” Kataku bertubi, menggurui.

”Mentoring? Resti.. Hemm... Belum dapat kabar ya?”

”Hemm.. Kabar apaan?”

Ada jeda. Nafas Dewi terdengar menghempas.

”Kak Meli sakit seminggu ini. Dia udah ngga di dunia ini lagi. Jenazahnya dikubur kemarin”

Seketika mulutku terkunci. Langit hidupku tenggelam ke inti bumi. Tak kuasa, air mata jatuh seketika.

”Res.. sorry banget, kemarin aku lupa kasi kabar. Maaf yak” Dewi masih bersuara. Sedangkan aku susah payah untuk membalas ucapannya.

”Tak apa” Aku berharap Dewi mendengar sengau suaraku yang keluar dengan penuh perjuangan. Telepon itu kusudahi. Dengan sekelumit kecamuk yang menggigiti hati ini.

********

Batu nisan itu tak dapat bercakap-cakap. Tanah masih basah dan harum kematian. Bunga tanjung belum mengering sempurna. Aku tidak memperdulikan titik-titik air dari langit yang mulai rintik. Rasa sesal seringkali tiada guna. ”Karena kita tak tahu kematian itu kapan datang. Maka manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya”. Kata-kata itu masih melekat di ingatan. Ya, kata-kata itu terbukti nyata. Di luar dugaanku, tanpa pertanda sedikit pun Kak Meli pergi mendahului. Mungkin ketika ia meregang, aku masih sempat bermalas-malas seolah masih lama masa itu tiba.

”Kak Mel.... Aku tidak akan malas-malas lagi. Tidak peduli terik maupun hujan. Meskipun aku harus membosan dalam sembilan puluh menit bahkan sembilan puluh tahun sekalipun. Aku takkan lagi menyiakan kesempatan. Bukan demi siapa-siapa. Demi sisa hidup yang tak boleh sia-sia”

Hujan lebat membasahi. Airnya mengalir di pipi. Bercampur dengan air mataku sendiri

Oleh: AlgaBiru (Pengen jadi superman!)

-27 Desember 2009-

Jika kau tak dapat menjadi kapal pesiar jadilah rakit di tengah rawa yang buram dan penolong penyeberang yang kesepian Jika kau tak mampu menjadi jalan raya jadilah jalan setapak menuju mata air Seandainya diriku bukanlah matahari semoga aku menjadi bintang-bintang di kegelapan malam
Pesan untuk d’Riser: Ayoooo…. Ngaji !! Ngaji itu wajib loh. Jangan nyeseelll entar pas udah di liang kubur…

Inilah Bahasa Arab!


Semangat manusia mempelajari “bahasa ibu” suatu bangsa menunjukkan seberapa besar perhatian mereka terhadap bahasa tersebut. Banyaknya jasa kursus bahasa Inggris menunjukkan bahwa banyak orang yang berminat untuk memperdalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris telah menjadi “bahasa dunia”, yang seperti menjadi satu “kartu bebas kunjung internasional”. Cobalah kita saksikan, dengan bekal bahasa Inggris seseorang bisa berkunjung ke negara manapun dengan menggunakannya sebagai bahasa komunikasi di sana.

Beberapa tahun belakangan ini, mulai lagi muncul tren bahasa Mandarin. Banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti kursus bahasa Mandarin. Ada yang mengatakan bahwa bahasa Mandarin adalah bekal kedua–setelah bahasa Inggris–untuk memasuki era globalisasi. Apalagi sepak terjang Cina dalam perdagangan internasional semakin meluas.

Orangtua tak ingin kalah untuk memasukkan anak-anaknya ke berbagai tempat kursus kedua bahasa tersebut. Orang kantoran dan mahasiswa pun tak ingin ketinggalan roda modernisasi. Intinya, banyak orang tak ingin ketinggalan zaman gara-gara tidak menguasai bahasa Inggris ataupun bahasa Cina. Seperti itu pulakah kita kaum muslimah? Lalu, dimanakah kedudukan bahasa Arab di hati kita?


Bahasa Arab, Bahasa Kebanggaan Kaum Muslimin

Jika sesuatu itu memiliki keutamaan, bukankah dia pantas untuk diperebutkan? Tentu saja! Nah, demikianlah bahasa Arab. Sebuah bahasa yang telah Allah jadikan sebagai bahasa al-Quran, kitab yang paling agung dan senantiasa dijaga oleh-Nya ‘Azza wa Jalla sampai kiamat. Dengan demikian, bahasa manakah yang lebih mulia dan lebih utama daripadanya?

Jika seseorang mampu berpayah-payah dalam mempelajari bahasa Inggris, Mandarin, Jerman, atau yang lainnya demi dunia, maka marilah kita bersikap yang jauh lebih baik daripada itu terhadap bahasa Arab. Jika seseorang rela mengeluarkan banyak uang agar sampai ke level bahasa asing yang paling mahir, maka marilah kita bersikap yang jauh lebih baik daripada itu terhadap bahasa Arab.

Bukan Berarti Kita Tidak Boleh Belajar Bahasa Asing Selain Bahasa Arab

Untuk menghindari kerancuan pemahaman dalam permasalahan ini, marilah kita simak penjelasan seorang ulama besar kaum muslimin abad ini, Syekh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah.

(?) Syekh ‘Utsaimin rahimahullah ditanya:
Apakah pendapat Anda jika seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris, terlebih lagi jika dia mempelajarinya untuk berdakwah di jalan Allah?

(+) Syekh ‘Utsaimin menjawab:
Menurut saya, tidak diragukan lagi bahwa mempelajari bahasa Inggris merupakan salah satu sarana, dan sarana tersebut akan menjadi sarana yang baik jika memiliki tujuan yang baik, dan akan menjadi sarana yang membinasakan jika tujuannya buruk. Akan tetapi, yang perlu dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, karena sesungguhnya menggantikan kedudukan bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Quran dan juga bahasa yang paling mulia dengan bahasa Inggris adalah sebuah keharaman. Telah diriwayatkan dari salah seorang salaf (yaitu ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu -ed) tentang larangan bercakap-cakap menggunakan bahasa orang kafir. Adapun jika digunakan sebagai sarana dakwah, maka tidak diragukan lagi bahwa terkadang hal tersebut menjadi wajib. Saya pun terkadang berangan-angan seandainya saya mempelajari bahasa Inggris dan pada sebagian waktu aku sangat butuh untuk menggunakan bahasa Inggris, sampai-sampai penerjemah tidak dapat mengungkapkan maksud hati saya secara sempurna. (Kitabul ‘Ilmi, hlm.116)

Anda Semakin Tertarik Belajar Bahasa Arab?

Jika Anda benar-benar tertarik belajar bahasa Arab, kami sarankan agar Anda menentukan sasaran yang ingin Anda tuju. Bisa jadi sasaran tersebut Anda tentukan berdasarkan kebutuhan atau berdasarkan minat. Selanjutnya, fokuslah pada salah satu atau beberapa sub-pelajaran yang dapat memenuhi sasaran tersebut. Untuk permulaan belajar, berikut ini adalah beberapa bidang pelajaran dalam bahasa Arab yang dapat Anda pilih:

(1) Nahwu dan sharaf

Nahwu dan sharaf adalah dua di antara beberapa sub-pelajaran dalam bahasa Arab. Nahwu dan sharaf merupakan pelajaran tentang tata bahasa. Atas pertolongan Allah kemudian dengan bekal keduanya, insya Allah seseorang dapat lebih memahami kandungan Al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, kemahiran membaca kitab bahasa Arab yang tanpa harakat (lebih terkenal dengan istilah “kitab gundul”) dapat diperoleh. Karya tulis para ulama yang sarat dengan ilmu sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab. Sungguh sayang jika kita tak mampu menggali manfaatnya. Nahwu dan sharaf adalah jembatan menuju ke sana.

Nahwu adalah ilmu yang mempelajari perubahan keadaan akhir suatu kata, contoh:

Dalam suatu teks, susunan huruf محمد memiliki tiga kemungkinan cara baca, yaitu مُحَمَّدٌ (Muhammadun), مُحَمَّدٍ (Muhammadin), atau مُحَمَّدًا (Muhammadan). Jika kita membaca “Muhammadun”, maka fungsi kata tersebut dalam suatu kalimat akan berbeda dengan jika kita membacanya “Muhammadan” atau “Muhammadin”. Perubahan keadaan akhir (harakat atau huruf) suatu kata akan menyebabkan fungsinya dalam kalimat menjadi berbeda, yaitu apakah dia akan menjadi subjek, objek, kata keterangan, atau yang lainnya.

Kata مُسْلِمُوْنَ (muslimun) dan kata مُسْلِمِيْنَ (muslimin) memiliki arti yang sama, namun fungsi yang berbeda dalam suatu kalimat. “Muslimun” dapat berfungsi sebagai subjek, namun tidak dapat berfungsi sebagai objek. Adapun kata “muslimin” dapat berfungsi sebagai objek, tetapi tidak dapat berfungsi sebagai subjek.

Adapun sharaf, dia adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata dan perubahannya karena penambahan atau pengurangan. Contoh: dari kata كَتَبَ (artinya: dia (seorang laki-laki) telah menulis) dapat kita peroleh kata كِتَابٌ (artinya: buku).

(2) Muhaddatsah/Hiwar (Percakapan)
Sasaran muhaddatsah/hiwar adalah untuk meraih kemampuan menggunakan bahasa Arab secara aktif. Pelajaran ini i sya Allah bermanfaat untuk orang-orang yang membutuhkan percakapan sehari-hari dalam bahasa Arab, misalnya orang non-Arab yang akan bermukim di wilayah yang penduduknya berbahasa Arab. Dapat pula bermanfaat bagi orang-orang yang ingin menambah kosakatanya dalam bahasa Arab agar mempermudah pada saat menelaah kitab berbahasa Arab (sehingga tidak perlu sering membuka kamus).

(3) Khath
Sebagaimana dalam bahasa-bahasa lain, dalam bahasa Arab pun terdapat berbagai bentuk keterampilan, yaitu membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan. Khath adalah bidang ilmu yang mengajarkan tata cara menulis aksara-aksara arab (lebih kita kenal dengan istilah “huruf hijaiyyah”), baik pada saat aksara tersebut berdiri sendiri maupun pada saat bersambung dengan aksara lain.

Tetap Ingat yang Satu Ini

Bahasa Arab adalah ilmu yang menjadi sarana untuk memahami cabang-cabang ilmu syariat yang lain. Karena itulah, kita sepatutnya bersungguh-sungguh mengejar ilmu bahasa Arab di jalan mana pun yang mesi ita susuri. Namun, tetaplah ingat bahwa ilmu adalah makanan (bagi jiwa), maka perhatikanlah dari siapa ilmu bahasa Arab kita peroleh. Pilihlah guru yang lurus akidahnya dan bersih pemahamannya tentang Islam. Sungguh banyak orang yang pandai berbahasa Arab, tetapi kepandaiannya itu justru menyesatkannya semakin jauh dari jalan kebenaran, karena ilmu tersebut diperolehnya dari orang-orang yang kelam pandangannya dan sungguh buruk pemahamannya tentang Islam.

Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kita jikmati bersama kali ini. Semoga bermanfaat dan beralir berkah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi kita semua.

Saudariku, Belajar bahasa Arab sungguh menyenangkandan bermanfaat. Selamat mencoba.

Maraji’ (referensi):
- Kitabul ‘Ilmi, Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, 1426 H/2005 M, Kairo: Maktabah Islamiyah.
- Qawa’idul Asasiyyah (Cetakan ke-3), 1427 H/2007 M, Beirut: Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah.

***

Sultan Abdul Hamid II: Sang Pembela Sejati Palestina


REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejak zaman Kesultanan Turki Utsmani, bangsa Israel sudah berusaha tinggal di tanah Palestina. Kaum zionis itu menggunakan segala macam cara, intrik, maupun kekuatan uang dan politiknya untuk merebut tanah Palestina.

Di masa Sultan Abdul Hamid II, niat jahat kaum Yahudi itu begitu terasa. Kala itu, Palestina masih menjadi wilayah kekhalifahan Turki Utsmani. Sebagaimana dikisahkan dalam buku Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II karya Muhammad Harb, berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus dinding Kesultanan Turki Utsmani, agar mereka dapat memasuki Palestina.

Pertama, pada 1892, sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada Sultan Abdul Hamid II, untuk mendapatkan izin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab Sultan dengan ucapan ''Pemerintan Utsmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diizinkan menetap di Palestina''. Mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.

Kedua, Theodor Hertzl, Bapak Yahudi Dunia sekaligus penggagas berdirinya Negara Yahudi, pada 1896 memberanikan diri menemui Sultan Abdul Hamid II sambil meminta izin mendirikan gedung di al-Quds. Permohonan itu dijawab sultan, ''Sesungguhnya Daulah Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri''.

Melihat keteguhan Sultan, mereka kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di Swiss, pada 29-31 Agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan Khilafah Utsmaniyyah. Karena gencarnya aktivitas Zionis Yahudi akhirnya pada 1900 Sultan Abdul Hamid II mengeluarkan keputusan pelarangan atas rombongan peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal di sana lebih dari tiga bulan, dan paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan pada 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pada 1902, Hertzl untuk kesekian kalinya menghadap Sultan Abdul Hamid II. Kedatangan Hertzl kali ini untuk menyogok sang penguasa kekhalifahan Islam tersebut. Di antara sogokan yang disodorkan Hertzl adalah: uang sebesar 150 juta poundsterling khusus untuk Sultan; Membayar semua hutang pemerintah Utsmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling; Membangun kapal induk untuk pemerintah dengan biaya 120 juta frank; Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga; dan Membangun Universitas Utsmaniyyah di Palestina.

Namu, kesemuanya ditolak Sultan. Sultan tetap teguh dengan pendiriannya untuk melindungi tanah Palestina dari kaum Yahudi. Bahkan Sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim pesan, ''Nasihati Mr Hertzl agar jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka.''

Sultan juga mengatakan, ''Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika suatu saat kekhilafahan Turki Utsmani runtuh, kemungkinan besar mereka akan bisa mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.''

Sejak saat itu kaum Yahudi dengan gerakan Zionismenya melancarkan gerakan untuk menumbangkan Sultan. Dengan menggunakan jargon-jargon "liberation", "freedom", dan sebagainya, mereka menyebut pemerintahan Abdul Hamid II sebagai "Hamidian Absolutism", dan sebagainya.

''Sesungguhnya aku tahu, bahwa nasibku semakin terancam. Aku dapat saja hijrah ke Eropa untuk menyelamatkan diri. Tetapi untuk apa? Aku adalah Khalifah yang bertanggungjawab atas umat ini. Tempatku adalah di sini. Di Istanbul!'' Tulis Sultan Abdul Hamid II dalam catatan hariannya.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/14/124626-sultan-abdul-hamid-ii-sang-pembela-sejati-palestina

Sistem PERS Negara Khilafah menjawab pro-kontra RPM Konten multimedia



JOGJA: Untuk menghindari dominasi atau kepentingan dari pihak-pihak tertentu terhadap media di Indonesia, sistem pers negara khilafah yang peraturannya berdasarkan syariat agama dan melibatkan lembaga penerangan atau pers negara dan swasta dinilai perlu diterapkan.

Menurut Febrianti Abassuni, Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), dalam sistem pers negara khilafah, lembaga penerangan negara berfungsi sebagai lembaga nonprofit, wadah sosialisasi kebijakan negara, edukator warga negara, dakwah Islam ke luar negeri hingga propaganda politik ke luar negeri. “Sedangkan lembaga pers swasta berfungsi sebagai penyebar informasi, pendidikan, hiburan, kontrol Islam atau dalam istilah Islam amar ma’ruf nahi munkar dan bisa juga berfungsi sebagai lembaga profit atau ekonomi,” katanya saat seminar sistem pers di Indonesia di University Center UGM, beberapa waktu yang lalu.

“Dalam pengaturan pers swasta, setiap warga berhak mendirikan lembaga pers swasta tanpa perlu ijin pendirian dari negara namun wajib melaporkannya pada negara,” jelasnya lagi. Lembaga pers swasta, ujarnya, tidak boleh digunakan sebagai jalan bagi pihak tertentu untuk melemahkan negara. “Mereka juga bebas mengelola pemberitaannya sepanjang tidak bertentangan dengan syariah atau perundang-undangan. Dan apabila terjadi pelanggaran, insan pers atau pimpinan lembaga pers yang bersangkutan diajukan ke pengadilan, bukan dibredel,” ungkapnya. Febrianti menuturkan, beberapa substansi perundangan, antara lain berita terkait pertahanan keamanan negara, hanya diambil dari lembaga penerangan resmi negara dan hanya memberitakan sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta tidak menyebarkan ide yang bertentangan dengan aqidah Islam.

“Komunitas non muslim berhak mendirikan lembaga pers bagi kepentingan pengajaran agama khusus komunitas. Selain itu juga tidak diperbolehkan untuk menyebarkan ghibah atau berita mengenai individu yang tidak diinginkannya untuk di beritakan kecuali terkait kedzoliman penguasa. Tidak pula diperkenankan untuk menyebar fitnah,” jelasnya. Menurutnya, sistem pers negara kapitalis tidak tepat diterapkan di Indonesia karena menyebabkan masyarakat sipil yang lemah harus berhadapan dengan korporasi global yang memiliki kekuatan lebih besar dari negara. Sistem tersebut, lanjutnya, juga mengakibatkan jati diri bangsa yang berketuhanan serta kedaulatan dan kepentingan negara menjadi terancam akibat opini nasional dan internasional yang dibentuk oleh kekuatan asing. “Pers adalah salah satu pilar yang dapat digunakan untuk mengkokohkan posisi suatu korporasi sehingga perlunya penerapan sistem pers negara khilafah,” ujarnya.

Jul 25, 2010

700 orang saya enyahkan dari fb saya

bosan sayah,

kalo liat Facebook pasti di Homenya banyak status gak penting, juga banyak orang-orang gak penting..

gak enak diliat,
jadi saya putuskan untukkkkkkkkk
menghapus lebih dari 700 friend saya di FB, lega uyyy
:)

untuk kepompong yang hendak menjadi kupu-kupu :)

huhhhh...........


legaaaaaaaa.....

ternyata ini yang namanya bisa berfikir dari atas labirin...
semuanya nampak jelas,

gak cuman itu, lega rasanya melihat beberapa sahabat yang akhirnya berhasil melewati fase-fase kehidupan untuk menjadi seseorang yang luar biasa...
melihat mereka beberapa waktu yang lalu, seperti melihat diri sendiri sekitar 3 sampai 4 tahun yang lalu, saat diri masih disibukan dengan keegoisan diri, saat apa yang berjalan harus mengikuti kemauan diri, keegoisan diri, seraya berkilah, ini semua demi kebaikan semua, padahal.. itu cuma alasan, ya, masih "diri" yang harus berada diatas semua.

persis... persis..
cerita kalian persis sekali dengan saya..
walaupun saya pernah melewati apa yang kalian alami kemarin, bukan berarti saya lebih dari kalian,


apalagi saat mendengar kalian berceloteh dan mencoba mengungkapkan kegundahan hati, yang merasa "terdzolimi", dan saya hanya tersenyum, kalian bertanya, "kenapa tersenyum" dan saya menjawab dengan tersenyum :) (gila kali yah semyam-semyum mulu)

selamat berproses kawan... kamu dan saya adalah lawan.. soalnya adalah tentang "keihklasan" kita lihat, siapa nanti yang bisa menjawab soalnya dan akan lebih tinggi derajatnya dihadapan Allah...


luv u...

Apr 13, 2010

ZzzZZzZzzz

lagi pengen nulis, tapi bingung mau nulis apah.. terlalu banyak tema yang bisa diangkat.. jadi bagaimana kalo kita tidur saja, sambil baca comic conan, atau buku pesan-pesan menggugah gituh, asal jangan baca sirah nabawiyah atau thariq khulafah aja, kalo ketiduran tu buku setebel itu bisa mendarat dengan selamat dimuka sayah, tapi muka sayahnya bisa2 (bayangan yg mengerikan)..
okeh teman, selamat tidur, semoga mimpi indah, jangan lupa berdoa, karena bisa jadi ini'lah amalan terakhr kita.. dan besok mungkin diantara kita udah gak ada.
:D :D :D

Mar 28, 2010

Awan dan Anak bawang


Awan : gw gak terima, dia sama cwe itu..
Anak Bawang : haha..
Awan : ketawa, comenin masalah gw kek
Anak bawang : emang sesayang apa sih lo sama dia?
Awan : sayang sama cinta beda
Anak bawang : okeh, bedanya apa?
Awan : kalo sayang belom tentu cinta, kan kalo sayang mah ke ortu dll,
Anak Bawang : kalo maksud lo, sayang itu sama kayak pacaran, gw bilang sayang itu gak kongkrit,
Awan : iya, tp gw Cuma gak mau dia sama cwe itu
Anak bawang : trus lo mau apa? Lo bisa apa?, bisa aja kan emang dia gak bae buat lo, bisa aja Allah udah nyapin yg lebih dari dia, gw yakin co soleh buat ce soleh, co bejat buat ce bejat.
Awan : trus kalo ust nikah sama pelacur?
Anak Bawang : itu ladang pahala buat si ust, kalo sipelacur jadi tobat. Lo kalo emang sayang sama tu co, lu doa sama Allah, supaya dia jadi co soleh, co bae, n lo doa juga, kalo dia emang yg terbaik buat lo, deketin. Lo yakin deh, diakan yg punya Allah, lo mintanya ya sama Allah donk cintaaa…
Awan : gw selalu doa, n ternyata gw emang selalu dideketin ke dia
Anak bawang : menurut lo pacaran gimana? Boleh gak
Awan : engga
Anak bawang : trus lo mau bilang kalo Allah ngasih petunjuk yg bikin sesat hambanya? Lo musti bisa bedain donk mana ilham sama hasutan setan.
Awan : salahin setan, ngapain juga ngehasut manusia
Anak bawang : nanti si setan bilang “salah lo sendiri ngapain mau, kan udah dikasih peringatanya, gw mah emang ginih” nah loo. Gw punya cerita, tapi ngeri
Awan : apaan?
Anak bawang : siap lo? Serem gilaaa
Awan : apaaaa?
Anak bawang : lupa gw… hahaha
Awan : ……..
Anak bawang : bisa jadi lo sayang2an sama dia sekarang, tapi nanti lo diakherat malah saling benci, saling caci maki, tau gak lo knapa?
Awan : knapa?
Anak bawang : karna lo ngejalanin cinta lo caranya gak bener, pacaran kan gak ada say dalam islam. Nanti dihadapan Allah, dia bakal bilang “ah gara2 lo ngedeket2in gw, jadi aja gw kepancing” trus Awan bilang “ahh elo yg gombal ke gw” bla..bla..bla.. bayangin… kalian yg sayang2an selama di dunia, malah saling benci dihadapan Allah, mungkin sampe tonjok2an
Awan : tendang-tendangan juga?
Anak bawang : iyah, nah lo

Sepengal chat si anak bawang dan teman lamanya Awan.. bicara cinta, emang gak akan ada matinyeeee… entah apa yang bikin virus merah jambu ini begitu larisss manis dipasaran, sampe kalo lo liat film atawa sinteron pasti sarat bumbu-bumbu cinta (uekkkssszzzz..males bayanginya)
Tapi bicara cinta emang gak selalu manis seperti yang dibayangkan, ada kalanya rasanya pahit, liat aja reality show kayak Play boy kabel, dll, kasih sayang gak kongkrit alias “Pacaran” emang selalu menelan korban, bisa korban perasaan, korban harta, jiwa, pikiran d el el, dan pasti selalu perempuan yang jadi korbannya.
Masih inget dalam ingatan, waktu masih kelas 3 SMP, komplotan teman-temen laki-laki dikelas bersepakat untuk “ngerjain” seorang perepempuan dengan cara dipacarin trus langsung diputusin, perempuan tersebut dibikin alat judi,kalo mereka berhasil macarin tu perempuan, yg laen musti bayar dengan sejumlah uang, MasyaAllah.. itu terjadi saat saya kelas 3 SMP, dan sekarang.. entahlah..
System sekuler-liberal kayak gini emang bakalan hanya memproduksi generasi-generasi tempe yang ngertinya pacaran, blackberry, facebook, dan kongkow-kongkow gak jelas, beda banget sama para generasi di masa Islam Berjaya, semuanya produktif, menciptakan tekhnologi-tekhnologi baru, selalu semangat dalam berdakwah dan bersegera saat datang panggilan jihad, amalan nafilahnyapun selalu diperhatian, menjauhi perkara-perkara mubah yang membuat mereka terlena, Muhammad al Fatih contohnya, seorang panglima perang muda yang mampu memimpin pasukan dan menaklukan konstainofel, sebuah negeri yang sulit untuk ditakhlukan.
Saya kadang selalu mengira bahwa cerita-cerita ini hanya fiktif dan karangan seseorang semata… tapi tak lama saya pun tersadar, bahwa itu semua nyata, itu semua pernah terjadi, orang-orang seperti itu memang ada, dan sayapun pasti bisa menjadi seperti mereka, menjadi orang-orang yang bermanfaat, dikenal oleh dunia dan sepanjang massa, sebagai seorang yang luarbiasa.

Mar 20, 2010

Tamak ilmu dan harta

Matahari : Wahh.. kardusnya kena minyak..
Bulan: ya udha gak apa-apa
Anak bawang : emang isinya apa teh?
Bulan: buku..
Anak bawang : wah.. banyak amat,
Bulan : iya, itu digudang masih banyak..

Sepenggal percakapan anak kosan,disatu malam sambil sesekali meyuapi nasi kemulut masing-masing, anak bawang yang masih takjub, melihat bulan yang punya banyak koleksi buku, ternyata buku-buku Bulan tidak hanya yang tertata rapih di rak bukunya, satu dus besar diruang tengah kami pun kami manfaatkan sebagai meja untuk TV, dan isinya adalah buku, dan gudang kami yang ada dibelakangpun ternyata penuh dengan buku.
Subhanallah, si anak bawang masih takjub, ternyata di kosannya yang lebih tepat dikatakan sangkar burung ini bersileweran berbagai macam ilmu, yang semuanya terperangkap dalam kardus-kardus yang malas kami buka.
Anak bawang masih takjub, betapa teman-teman kosannya begitu “fanatic” terhadap ilmu, sedangkan dia sendiri, lebih suka membaca komik dan novel picisan, yah sesekali novel detektif yang mengasah kemampuan analisa akalnya.
Anak bawang masih takjub, ternyata selama ini Matahari dan Bulan banyak mengajarkan nilai-nilai, kesadaran, semangat, berbagi, empati, Matahari yang polos dan ceria, dan Bulan yang tegar dan tenang. Beruntung anak bawang selalu didampingi kedua nya,
Anak bawang teringat satu tausiyah tentang Tamak.
Dikatakan bahwa tamak terbagi menjadi 2, tamak ilmu dan tamak harta,
Untuk yang pertama pencipta Matahari,Bulan dan anak bawang telah memerintahkan dalam surat al-Mujadillah 11 :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dengan semangat ayat ini, seorang imam Syafi’I saat sedang bermalam dirumah gurunya yakni imam Maliki, imam Syafi’I mampu menghukumi 15 permasalahan umat, hanya dalam 1 malam.
Dengan berbekal semangat ini, ratusan bahkan ribuan ilmuan islam bermunculan, Ibnusina, Qonun AlJabar, dsbg, menciptakan inovasi tekhnologi yang hingga kini dikenal dunia.
Dengan berbekal semangat ayat ini, bermunculan berbagai universitas, dan perpustakaan dengan jumlah buku terbanyak dimasanya.
Subhanallah..

Sedangkan yang kedua, Tamak harta, adalah orang-orang yang dengan sengaja menahan hartanya untuk dirinya sendiri, dia keberatan untuk menginfakan hartanya untuk Allah, padahal sesungguhnya harta kita adalah apa-apa yang kita keluarkan dijalan Allah, dan yang kita tahan itulah yang sia-sia.
Sesungguhnya rezeki manusia itu adalah apa yang kita makan, apa yang kita pakai hingga rusak dan yang diinfakan dijalan Allah.
Perut manusia begitu kecil, namun nafsunya mampu melahap seisi dunia.

Mar 3, 2010

Jawab dulu

Seorang laki-laki datang kepada Ibrahim bin Adham rahimahullah, Dia berkata: “Ya Abu Ishaq, aku sering berbuat maksiat. Katakan sesuatu kepadaku sebagai nasihat yang bisa membantuku.”

Ibrahim berkata: “Jika kamu menerima 5 perkara dan kamu mampu melakukannya, niscaya kemaksiatan tidak akan merugikanmu.”

Dia menjawab, “Katakan wahai Abu Ishaq”

Ibrahim berkata, “Pertama, jika kamu hendak bermaksiat kepada Allah ta'ala maka jangan kamu makan rizki-Nya”

Laki-laki itu berkata, “Dari mana aku makan sementara semua yang ada di bumi adalah rizki-Nya?”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, apakah pantas engkau memakan rizki-Nya, sementara itu engkau bermaksiat kepada-Nya?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak pantas. Katakan yang kedua”

Ibrahim menjawab, “Jika kamu hendak bermaksiat kepada-Nya, maka jangan tinggal di bumi-Nya”

Laki-laki itu menjawab, “Yang ini lebih berat. Dimana saya akan tinggal?”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, pantaskah engkau bermaksiat kepada-Nya, sementara engkau makan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak pantas. Katakan yang ketiga”

Ibrahim berkata, “Jika kamu hendak bermaksiat kepada-Nya, kamu makan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat dimana Dia tidak melihatmu. Disitulah kamu bisa melakukannya.”

Laki-laki itu menjawab, “Wahai Ibrahim, apa ini? Mana mungkin, sementara Dia mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, apakah pantas kamu makan rizki-Nya, tinggal di bumi-Nya, lalu kamu bermaksiat kepada-Nya, padahal Dia melihatmu, mengetahui apa yang kamu tampakkan dan kamu rahasiakan?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak. Katakan yang keempat”

Ibrahim menjawab, “Jika Malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, maka bilang kepadanya, “Nanti dulu, aku mau bertaubat dengan benar-benar dan beramal kerana Allah”

Laki-laki itu berkata, “Dia tidak mungkin akan menerima”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, jika engkau tidak mampu menolak malaikat maut supaya engkau bisa bertaubat dan engkau mengetahui bahwa jika dia mendatangimu dia tidak memberimu kesempatan, lantas bagaimana engkau berharap selamat?”

Laki-laki itu berkata, “Katakan yang kelima?”

Ibrahim berkata, “Jika malaikat Zabaniyah mendatangimu pada hari Kiamat untuk menyeretmu ke Neraka, maka jangan engkau menurutinya”

Laki-laki itu berkata, “Mereka tidak akan membiarkanku dan tidak akan menerimaku”

Ibrahim bertanya, “Bagaimana engkau bisa berharap selamat?”

Laki-laki itu berkata, “Ya Ibrahim, cukup..cukup.., aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah.”

Laki-laki itu benar-benar memenuhi janji taubatnya. Dia rajin beribadah dan menjauhi maksiat sampai dia meninggal dunia.

Diambil dari : masagge Gerakan Hidup Berkah
Dimbil dari “Mausu'ah Qishashis Salaf”, edisi bahasa Indonesia “Ensklopedi Kisah Generasi Salaf” karya Ahmad Salim Baduwailan, penerbit Elba

Menyongsong Khilafah Islamiyah Dengan Dakwah

Sejak Mustafa Kamal Attaturk yang dibantu oleh Inggris dan institusi Yahudi menghancurkan negara Khilafah Islamiyah pada tanggal 3 Maret 1924, umat Islam tidak pernah lagi menikmati hari-hari bahagia. Negeri-negeri Islam dikerat-kerat menjadi puluhan negara yang memasung kaum Muslim di dalamnya. Ajaran kita dihinakan hingga sebagian kaum Muslim tidak suka dengan agamanya sendiri. Saudara-saudara kita dipatahkan harapannya untuk bangkit meraih kemuliaannya. Ibu-ibu serta saudari-saudari kita dilecehkan kehormatannya. Tempat tinggal dan harta kekayaan mereka dirampas. Ribuan saudara-saudara kita di berbagai negeri Muslim terbunuh karena invasi negara-negara Barat kufur. Puluhan ribu lainnya dijebloskan ke dalam penjara oleh para penguasa boneka yang melayani kepentingan negara-negara Barat. Jutaan lainnya terdampar menjadi pengungsi. Tidak ada lagi tempat mengadu. Penguasa-penguasa mereka yang Muslim sudah dibutakan oleh propaganda negara-negara Barat dan dipaksa melayani tuannya daripada melayani kepentingan rakyatnya sendiri. Kaum Muslim saat ini menanti penuh harap datangnya Imam mereka, seorang Khalifah, yang telah lama tidak mereka miliki, sebagai pelindung dan pemelihara kehidupan mereka. Kaum Muslim tengah merindukan kembali diwujudkannya lagi sistem Islam di dalam kehidupan mereka sehingga mereka mampu memenuhi firman Allah Swt.:
"Demikian Kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kalian. (QS al-Baqarah [2]: 143)".

Oleh karena itu, kami menyeru Anda semua wahai kaum Muslim, kepada suatu perjuangan yang paling mulia, yaitu perjuangan untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah. Kami menyeru Anda pada suatu kewajiban yang paling besar, yaitu kewajiban untuk mengembalikan lagi hukum-hukum Islam dalam kehidupan umat manusia; kewajiban untuk melanjutkan kehidupan Islam di dunia. Kami menyeru Anda untuk berjuang sekuat tenaga mengembalikan lagi negara Khilafah Islamiyah melalui satu-satunya metode yang diterima dari Allah Swt., yaitu metode Rasulullah, Muhammad saw. Sungguh, kedudukan yang paling mulia saat ini adalah kedudukan sebagai pengemban dakwah Islam, yaitu pengemban dakwah yang kata-katanya mampu menggetarkan hati orang-orang zalim dan menakutkan bagi orang-orang yang memusuhi Islam dan kaum Muslim, tetapi dapat membangkitkan harapan bagi orang-orang mukmin yang tulus. Wahai kaum Muslim! Sebagai bagian dari makar untuk membuat umat ini terpecah-belah dan tak berdaya, orang-orang kafir telah membuat batas-batas palsu di antara saudara seakidah dan menciptakan identitas-identitas semu di kalangan kaum Muslim. Alih-alih menyatukan diri sebagai satu umat di bawah satu bendera, yang muncul malah negara-negara bangsa dan identitas-identitas golongan. Kita dibiasakan untuk menyebut diri kita sebagai orang Yordania, orang Mesir, orang Pakistan, atau orang Inggris.
Dengan demikian, mereka telah menjebak kita dalam perjuangan-perjuangan murahan dengan tujuan-tujuan yang terbatas, yang justru menjauhkan diri kita dari permasalahan yang mendasar, yang menentukan hidup dan matinya Islam. Padahal Rasulullah saw. bersabda:
Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal kasih-sayang dan rahmat adalah bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian (tubuh) menderita, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh bagian (tubuh) lainnya sehingga tidak dapat tidur dan demam. (HR al-Bukhari dan Muslim). Bukankah telah sampai waktunya bagi kita untuk menyingkirkan sekat-sekat di antara kita kaum Muslim? Bukankah kita harus mulai berjuang bersama-sama untuk meraih tujuan yang mulia ini? Hari ini kami menyampaikan kepada Anda semua, bahwa negara Khilafah akan kembali sesuai dengan janji Allah Swt. kepada kita semua. Putra-putri umat ini telah banyak berkorban untuk mengembalikannya. Kami, para syabâb (pemuda) berani menyatakan bahwa kembalinya (negara) Khilafah merupakan suatu keniscayaan. Ketika saat itu tiba, maka kaum Mukmin akan menyaksikan hari-hari yang penuh kebahagiaan dan kesejahteraan. Mereka akan memuliakan Islam dan menghinakan kekufuran. Kalimat-kalimat Allah Swt akan mendapatkan kedudukan yang tinggi, sedangkan orang-orang kafir akan dihinakan. Kita harus menegakkan kembali (negara) Khilafah, apa pun yang terjadi, karena kita senantiasa berharap agar Allah Swt. berkenan memandang kita dengan penuh ridha dan kasih sayang.

Oleh karena kami mencintai Anda sekalian sebagaimana kami mencintai diri kami sendiri, maka kami mengajak Anda dan seluruh kaum Muslim untuk berjuang secara ikhlas dan sungguh-sungguh, mendayagunakan segala kemampuan yang kita miliki; bersama-sama dengan para pejuang yang ikhlas dan serius, yang bertujuan menegakkan kembali negara Khilafah dan mengembalikan mutiara yang hilang. Dengan itulah kita akan dapat meraih kembali kedudukan yang layak di antara umat-umat yang lain, yaitu sebagai pembawa kebahagiaan, pembawa petunjuk, dan sebagai saksi atas seluruh umat manusia. Inilah kehormatan di dunia dan di akhirat. Hendaknya tidak ada seorang pun di antara Anda yang mengabaikan kewajiban ini. Jadilah Anda pewaris terbaik dari kaum pendahulu yang terbaik. Oleh karena itu, bulatkan tekad Anda, dan bangkitkan rasa hormat Anda terhadap agama dan umat AAnda. Jangan biarkan tumpukan kepalsuan berikut pengaruh buruk yang ditimbulkan membuat Anda cemas, karena tahap perjuangan ini hampir berakhir. Barisan orang-orang yang berjuang untuk menegakkan negara Khilafah semakin hari semakin bertambah, dengan tingkat pertumbuhan yang luar biasa, dan langkah-langkah mereka dalam menuju kemenangan semakin hari semakin dekat. Kita sungguh-sungguh yakin kepada Allah Swt. dan harapan kita kepada kemenangan yang Dia janjikan sama sekali tidak pupus meski hanya oleh setitik keraguan. Allah Swt. berkuasa penuh atas urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Mahabesar Allah Yang berfirman:
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang salih di antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. (QS an-Nur [24]: 55).

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang tak tergoyahkan, keberanian yang tak pernah surut, hasrat yang tak bisa dikalahkan, tekad yang tak bisa dipatahkan, dan keteguhan yang tak bisa diganggu-gugat. Ya Allah, tetapkanlah diri kami dalam agama-Mu dan dalam aktivitas dakwah hingga saat kami bertemu dengan-Mu. Ya Allah, tolonglah kami dengan orang-orang Mukmin yang memiliki kekuatan; tolonglah kami dengan orang-orang Mukmin yang ikhlas dan menaati-Mu. Ya Allah, tolonglah kami dengan orang-orang yang bersedia berdakwah bersama kami; bersedia menanggung kesusahan, kecemasan, dan tanggung jawab bersama kami. Ya Allah, berilah kami pertolongan dan perlindungan. Siapkanlah orang-orang yang akan menolong kami menerima kekuasaan di Yordania, Suriah, Irak, Mesir, Turki, dan negeri-negeri Muslim lainnya. Bukalah hati mereka agar dapat menerima seruan kami. Ya Allah, berilah kemampuan kepada kami untuk menegakkan Khilafah Islamiyah, mengibarkan râyah (panji-panji kaum Muslim), serta menerapkan syariat Islam. Ya Allah, berilah kami kekuatan untuk menyingkirkan hukum-hukum dan sistem kufur dari negeri-negeri kaum Muslim. Ya Allah, berilah kami kekuatan untuk menyatukan seluruh wilayah kaum Muslim ke dalam Daulah Khilafah. Ya Rabb al-‘âlamîn. Allahumma amîn.

copas dari file yang ada di laptop

Feb 6, 2010

Tempat Sampah Perasaan



Katanya manusia itu sama, manusia yang hidup dijalan dahulu sama dengan yang hidup dijaman ini, dan yang hidup dijaman ini akan sama dengan yang hidup dimasa yang akan datang. Masalah merekapun tidak akan jauh berbeda, seputar perasaan dan kebutuhan jasmani, sedangkan yang berubah adalah Tekhnologi, Manusia jaman dulu belum kenal bahkan terbayangan seperti apa itu computer, handphone, gedung beringkat, lift juga kompor listrik, tapi sekarang itu semua ada pada kehidupan kita, samapun dengan kehidupan yang akan datang, seseorang akan menuliskan hal yang sama dengan saya dengan contoh-contoh produk yang belum pernah kita dengar pada jaman ini.
Perasaan, senang, sedih, marah, ingin diakui, dan berbagai macam rasa yang sering hinggap datang dan pergi pada manusia pada umumnya. Dan itu adalah sesuatu yang manusiawi, itu adalah bukti bahwa manusia memang “hidup”, tidak mati rasa. Dengan berbagai macam potensi itu, seseorang membutuhkan wadah sebagai “tempat sampah”, membuang semua uneg-uneg tentang cerita-cerita yang dia alami seharian. Itulah sebab nya dari kecil kita mengenal manusia adalah mahluk social, saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Namun sayangnya ditengah kehidupan sekuler-kapitalistik, menciptakan sosok-sosok manusia yang individualistic, hanya mementingkan kehidupan pribadi, dan enggan berbagi dengan manusia lainnya.
So dengan potensi manusia sebagai mahluk social “salah tempat” berada ditengah-tengah kehidupan individualistic, dua ide yang sama sekali tidak sejalan, bahkan saling bertentangan. Lantas apa solusi yang ditawarkan system ini, yup, situs jejaring social akhirnya merebak, di Indonesia saja, sebagian besar penduduknya pasti ngerasa gak PD apabila tidak memiliki salah satu akunnya, lontaran dan cemoohan “ahhh gak gaull” pernah beberapa teman saya terima, ya.. karena belum memiliki akun salah satu situs jejaring pertemanan tersebut.
Dengan adanya situ-situs tersebut, semakin menjadilah virus individualis bercokol dan tumbuh dalam diri manusia, perasaan sedih, senang, marah bisa diluapkan disana, dan kita pun bisa melihat “tempat sampah” itu secara terbuka, umum, diakses oleh siapapun, dan kapanpun. Bahkan di eropa pernah ada seorang anak yang terjebak di pipa sekolah, dan yang dia lakukan bukanlah menghubungi polisi, teman atau keluarganya, melainkan mengupdate status bahwa dia sedang berada di sana, untungnya salah satu temannya membaca status anak tersebut dan langsung menelepon polisi, dan akhirnya anak itu pun bisa diselamatkan. Dibeberapa tempat hotspot gratis dan warnet yang pernah saya datangi, bisa saya jamin, hampir 90 % manusia disana membuka layanan site pertemanan ini, dan mereka bisa tahan berjam-jam hanya untuk sekedar melihat-lihat isi sites yang walaupun tidak ada yang baru disana.
MasyaAllah.. Astagfirullah..
Kalimat ini yang terus menerus saya ucap, manakala sayapun hampir lalai dan sudah merasa nyaman berlama-lama berlama-lama berada di dunia maya, tanpa ada alasan yang jelas seperti mencari artikel, ambil dan kirim email, tapi malah menghabiskan waktu dengan membaca dan memperhatikan “tempat sampah” umum itu, bayangkan saja, untuk sekali up date status, biasanya seseorangpun sambil melihat-melihat status teman-temannya yang lain, waktu yang dibutuhkan bisa sampai berjam-jam, sangat tidak produktif, padahal dengan ukuran waktu yang sama, seseorang bisa menghabiskan membaca beberapa artikel, buku dan opini menyebarkan Ide-ide islam.
Sungguh, kesedihan yang mendalam, manakala melihat sahabat-sahabat, terutama para pengemban dakwah Islam, menghabiskan waktunya untuk hal-hal seperti ini, dan tak jarang mereka melontarkan alasan “ini kan juga dakwah”masyaAllah.. rosululah mencontohkan dakwah secara langsung, dan itu jauh lebih efektif. Tidak hanya sampai disitu penggunaan site pertemanan ini bukannya untuk dakwah, namun justru berbagai macam konflik muncul. Dari mulai marah-marahan gara-gara saling tersinggung, saling sindir sana-sini, saling berasumsi sana-sini, dan akhirnya duaarrrrrrrr… marahan deh.. masalah deh.. apalagi sampai ijtima yang kadang sering tak terjaga, huftt…
Banyak-banyak istigfar… karena nampaknya kamu, dia dan sayapun jadi korbanya… waaaaaaahhh..
Menurut saya Blog , YM, FB, FS.. dan teman-temannya adalah satu produk kapitalis yang semakin membuat manusia menjadi individualis.
Saya sangat mengagumi seorang akhwat yang malas bergentayangan didunia seperti ini, dan gak peduli walaupun dia dibilang gak gaul dan gaptek, tapi Subhanallah, militansi dakwah beliau secara personal kepada adik-adik binaan, keorganisasian, pendekatan terhadap dosen dan orang-orang sekitarnya dalam menyampaikan islam saya selalu acungi jempol. Siang hari dia berdakwah dan belajar, malam hari dia belajar, menulis laporan dan menyusun strategi kedepan, disepertiga malam terakhir dia berkhalwat dan menanggis pada Allah.. Shaum menjadi temannya dikala siang, dan dzikir menjadi temannya dikala malam, otaknya terus berputar menyusun strategi-strategi baru, sampai-sampai saya bernah berfikir, mungkin orang ini akan dimatikan dalam keadaan berfikir.. haha.. yah dia sudah sangat amat sadar, hanya Allahlah yang pantas dia jadikan “tempat sampah”.
Ya itulah dia, yang tau mana prioritas dan tidak, menjauhi yang mubah, dan memperbanyak yang sunnah.. aku cinta dia ya Allah… aku cinta dia ya Allah… aku cinta dia ya Allah
Temen-temen doakan sahabat saya itu dan kita semua ya.. agar kita semua tetap diistiqamahkan dijalan Allah, diluruskan niat amalan kita hanya untuk Allah.., dan semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung…
Walahualam bi shawab.

Jan 29, 2010

Al Khansa, Ibunda 4 mujahid sejati

Empat putera Khansa yang gugur menyongsong syahadah…
Siapakah gerangan di balik mereka?
Ada pepatah yang tak asing di telinga kita, di belakang tokoh mulia, pasti ada wanita yang mulia.

Bagaimana Al Khansa, seorang ibu yang mulia, mengantarkan keempat puteranya menjadi seorang mujahid sejati?

Dialah al-Khansa', wanita Arab pertama yang jago bersyair. Para sejarawan sepakat bahwa sejarah tak pernah mengenal wanita yang lebih jago bersyair dari pada al-Khansa’, sebelum maupun sepeninggal dirinya. Konon mulanya ia tak pandai bersyair, ia hanya bisa melantunkan dua atau tiga bait saja.

Namun di zaman jahiliyah, tatkala saudara kandungnya yang bernama Mu’awiyah bin Amru as -Sulami terbunuh, ia meratapi kematiannya dalam beberapa bait syair.
Lalu menyusullah saudara seayahnya yang terbunuh pula, namanya Shakhr.
Konon al-Khansa’ amat mencintai saudaranya yang satu ini, karena ia amat penyabar, penyantun, dan penuh perhatian terhadap keluarga. Kematiannya menyebabkannya sangat terpukul, lalu muncullah bakat bersyairnya yang selama ini terpendam. Dan mulailah ia melantunkan bait demi baik meratapi kematian saudaranya. Semenjak itulah ia mulai banyak bersyair dan syairnya semakin indah.

Keislaman al-Khansa’ dan Kaumnya
Tatkala mendengar dakwah Islam, al-Khansa’ datang bersama kaumnya —Bani Sulaim— menghadap Rasulullah dan menyatakan keislaman mereka. Ahli-ahli sejarah menceritakan bahwa pernah suatu ketika Rasulullah menyuruhnya melantunkan syair, kemudian karena kagum keindahan syairnya, beliau mengatakan, “Ayo teruskan, tambah lagi syairnya, wahai Khansa’!” sambil mengisyaratkan dengan telunjuk beliau.

Wasiat al-Khansa’ Bagi Keempat Anaknya
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam perang al-Qadisiyyah.

Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, al-Khansa berwasiat kepada putera-puteranya,

“Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada ilah yang haqq selain Dia. kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan khal) kalian, tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian, dan tak
pernah menyamarkan nasab kalian.

Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana. Allah Azza wa Jalla berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran: 200)

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi.

Apabila pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, habisilah pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk, mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan.”

Kepahlawanan Keempat Anaknya
Terdorong oleh nasihat ibunya, keempat puteranya tampil dengan gagah berani. Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda. Dan tatkala fajar menyingsing, majulah keempat puteranya menuju kamp-kamp musuh.

Sesaat kemudian, dengan pedang terhunus anak pertama memulai serangannya sambil bersyair,

Saudaraku, ingatlah pesan ibumu
tatkala ia menasehatimu di waktu malam..
Nasehatnya sungguh jelas dan tegas,
“Majulah dengan geram dan wajah muram!”

Yang kalian hadapi nanti hanyalah
anjing-anjing Sasan yang mengaum geram..

Mereka telah yakin akan kehancurannya,
maka pilihlah antara kehidupan yang tenteram
atau kematian yang penuh keberuntungan

Ibarat anak panah, anak pertama melesat ke tengah-tengah musuh dan berperang mati-matian hingga akhirnya gugur. Semoga Allah merahmatinya.
Berikutnya, giliran yang kedua maju menyerang sembari melantunkan,

Ibunda adalah wanita yang hebat dan tabah,
pendapatnya sungguh tepat dan bijaksana

Ia perintahkan kita dengan penuh bijaksana,
sebagai nasihat yang tulus bagi puteranya

Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka
dan raihlah kemenangan yang nyata

Atau kematian yang sungguh mulia
di jannatul Firdaus yang kekal selamanya

Kemudian ia bertempur hingga titik darah yang penghabisan menyusul saudaranya ke alam baka. Semoga Allah merahmatinya.

Lalu yang ketiga ambil bagian. Ia maju mengikuti jejak saudaranya, seraya bersyair,

Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibu
perintah yang sarat dengan rasa kasih sayang

Sebagai kebaktian nan tulus dan kejujuran
maka majulah dengan gagah ke medan perang..

hingga pasukan Kisra terpukul mundur atau biarkan mereka tahu,
bagaimana cara berjuang

Janganlah mundur karena itu tanda kelemahan
raihlah kemenangan meski maut menghadang

Kemudian ia terus bertempur hingga mati terbunuh. Semoga Allah merahmatinya.

Lalu tibalah giliran anak terakhir yang menyerang. Ia maju seraya melantunkan,

Aku bukanlah anak si Khansa’ maupun Akhram
tidak juga Umar atau leluhur yang mulia,

Jika aku tak menghalau pasukan Ajam,
melawan bahaya dan menyibak barisan tentara

Demi kemenangan yang menanti, dan kejayaan
ataulah kematian, di jalan yang lebih mulia

Lalu ia pun bertempur habis-habisan hingga gugur. Semoga Allah meridhainya beserta ketiga saudaranya.

Tatkala berita gugurnya keempat anaknya tadi sampai telinga al-Khansa’, ia hanya tabah sembari mengatakan,
“Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.”

Jan 25, 2010

KOREKSI ATAS ARGUMENTASI KAUM PLURALIS

Oleh Chandra Purna Irawan (Kordinator BKLDK Jabar)

Fakta dan Sejarah Pluralisme

Menurut McDowell, ada dua macam pluralisme; Pertama, pluralisme tradisional (Social Pluralism) yang kini disebut “negative tolerance”. Pluralisme ini didefinisikan sebagai “respecting others beliefs and practices without sharing them” (menghormati keimanan dan praktik ibadah pihak lain tanpa ikut serta [sharing] bersama mereka). Kedua, pluralisme baru (Religious Pluralism) disebut dengan “positive tolerance” yang menyatakan bahwa “every single individual’s beliefs, values, lifestyle, and truth claims are equal” (setiap keimanan, nilai, gaya hidup dan klaim kebenaran dari setiap individu, adalah sama (equal).

Dalam Wikipedia, Pluralisme agama secara mudah adalah istilah bagi hubungan-hubungan damai antara beragam agama atau pluralisme agama menggambarkan pandangan bahwa agama seseorang bukanlah satu-satunya dan secara eksklusif menjadi sumber kebenaran, dan karenanya pluralisme agama meyakini bahwa kebenaran itu tersebar di agama-agama yang lain.

Asal-usul paham pluralisme bukanlah dari umat Islam, tapi dari orang-orang Barat, yang mengalami trauma konflik dan perang antara Katolik dan Protestan, juga Ortodok. Misalnya pada 24 Agustus 1527, di Paris terjadi peristiwa yang disebut The Saint Bartholomeus Day’s Massacre. Pada suatu malam di tahun itu, sebanyak 20.000 - 100.000 jiwa orang Protestan dibantai oleh orang Katolik. Peristiwa mengerikan semacam inlah yang lalu mengilhami revisi teologi Katolik dalam Konsili Vatikan II (1962-1965). Semula diyakini bahwa extra ecclesiam nulla salus (outside the church no salvation), tak ada keselamatan di luar gereja. Lalu diubah, bahwa kebenaran dan keselamatan itu bisa saja ada di luar gereja (di luar agama Katolik/Protestan). Jadi, paham pluralisme agama ini tidak memiliki akar sosio historis yang genuine dalam sejarah dan tradisi Islam, tapi diimpor dari setting sosio historis kaum Kristen di Eropa dan AS.

Kemunculan ide pluralisme terutama pluralisme agama didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan truth claim yang dianggap sebagai pemicu munculnya ekstrimitas, radikalisme agama, perang atas nama agama, konflik horizontal, serta penindasan antar umat agama atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya paling benar (lenyapnya truth claim). Adapun dilihat dari cara menghapus truth claim, kaum pluralis terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama berusaha menghapus identitas agama-agama, dan menyerukan terbentuknya agama universal yang mesti dianut seluruh umat manusia. Menurut mereka, cara yang paling tepat untuk menghapus truth claim adalah mencairkan identitas agama-agama, dan mendirikan apa yang disebut dengan agama universal (global religion). Sedangkan kelompok kedua menggagas adanya kesatuan dalam hal-hal transenden (unity of transenden). Dengan kata lain, identitas agama-agama masih dipertahankan, namun semua agama harus dipandang memiliki aspek gnosis yang sama. Menurut kelompok kedua ini, semua agama pada dasarnya menyembah Tuhan yang sama, meskipun cara penyembahannya berbeda-beda. Gagasan kelompok kedua ini bertumpu pada ajaran filsafat perennial yang memandang semua agama menyembah Realitas Mutlak yang sama, dengan cara penyembahan yang berbeda-beda.

Akronisasi Pluralisme

Adalah suatu penyesatan atau disinformasi yang disengaja, jika dikatakan bahwa pluralisme adalah hukum Tuhan atau sunnatullah. Benar, bahwa adanya keanekaragaman realitas, itu sunnatullah. Tapi perspektif atau pendirian filosofis tertentu menyikapi realitas plural itu, jelas bukan sunnatullah yang bersifat universal, melainkan suatu pendapat yang unique dan mengandung nilai atau pandangan hidup tertentu (value-bound).

Sebagai jalan keluar dan upaya klarifikasi, sebaiknya digunakan dua istilah, yaitu pluralitas, yang menunjuk pada fakta adanya kemajemukan, dan pluralisme, yang menunjuk pada opini atau perspektif tertentu dalam memandang realitas plural yang ada. Dalam hal Pluralitas, Islam memang mengakui.

Ilmu sosial mengganggap pluralisme sebagai kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik. Namun tentu dalam kehidupan sosial, tidak hanya ada suku, ras, warna kulit, gender, dan budaya, namun juga ada peranan agama. Namun akhirnya pluralisme melingkupi juga tentang pluralisme agama.

Koreksi Atas Argumentasi Kaum Pluralis

Para pengusung gagasan pluralisme berusaha dengan keras mencari pembenaran dalam teks-teks agama agar paham ini (pluralisme) bisa diterima oleh kaum Muslim. Adapun alasan-alasan yang sering mereka ketengahkan untuk membenarkan ide pluralisme tersebut adalah sebagai berikut:

a. Surat al-Hujurat Ayat 13

Allah swt telah berfirman;

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa di sisi Allah. “(al-Hujurat:13).

Menurut kaum pluralis, ayat ini menunjukkan adanya pengakuan Islam terhadap ide pluralisme.

Ayat ini hanya menerangkan, bahwa Islam mengakui adanya pluralitas (keragaman) suku dan bangsa, serta identitas-identitas agama selain Islam; dan sama sekali tidak mengakui kebenaran ide pluralisme.

Dalam kitab Shafwaat al-Tafaasir, Ali al-Shabuniy menyatakan, “Pada dasarnya, umat manusia diciptakan Allah swt dengan asal-usul yang sama, yakni keturunan Nabi Adam as. Tendensinya, agar manusia tidak membangga-banggkan nenek moyang mereka. Kemudian Allah swt menjadikan mereka bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar mereka saling mengenal dan bersatu, bukan untuk bermusuhan dan berselisih. Mujahid berkata, “Agar manusia mengetahui nasabnya; sehingga bisa dikatakan bahwa si fulan bin fulan dari kabilah anu’. Syekh Zadah berkata, “Hikmah dijadikannya kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu dengan yang lain mengetahui nasabnya. Sehingga, mereka tidak menasabkan kepada yang lain….Akan tetapi semua itu tidak ada yang lebih agung dan mulia, kecuali keimanan dan ketaqwaannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa menempuhnya ia akan menjadi manusia paling mulia, yakni, bertaqwalah kepada Allah.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa surat Hujurat ayat 13 hanya menunjukkan bahwa Islam mengakui adanya pluralitas (keragaman) suku, bangsa, agama, dan lain-lain. Adanya keragaman suku, bangsa, bahasa, dan agama merupakan perkara alami. Hanya saja, Islam tidak pernah mengajarkan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya. Islam juga tidak pernah mengajarkan bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, meskipun cara penyembahannya berbeda-beda. Bahkan, Islam menolak klaim kebenaran yang dikemukakan oleh penganut-penganut agama selain Islam, dan menyeru seluruh umat manusia untuk masuk ke dalam Islam, jika mereka ingin selamat dari siksa api neraka. Perhatikan ayat-ayat berikut ini;

“Tiap umat mempunyai cara peribadatan sendiri, janganlah kiranya mereka membantahmu dalam hal ini. Ajaklah mereka ke jalan Rabbmu. Engkau berada di atas jalan yang benar.” Kalau mereka membantahmu juga, katakanlah, Allah tahu apa yang kalian kerjakan. Rabb akan memutuskan apa yang kami perselisihkan di hari akhir. Apa mereka tidak tahu bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan bumi. Semua itu ada di dalam pengetahuanNya , semua itu mudah bagi Allah. Mereka menyembah selain Allah tanpa keterangan yang diturunkan Allah, tanpa dasar ilmu. Mereka adalah orang-orang dzalim yang tidak mempunyai pembela.” (al-Hajj:67-71).

Di ayat yang lain, al-Quran juga menegaskan bahwa agama yang diridloi di sisi Allah swt hanyalah agama Islam.

“Sesungguhnya agama yang diridloi di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imron:19)

“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imron:85).

Pada tempat yang lain, Allah swt menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam, baik Yahudi dan Nashrani, Zoroaster, dan lain sebagainya. Al-Quran telah menyatakan masalah ini dengan sangat jelas dalam Q.S Al-Baqarah: 165, Q.S At-Taubah: 30-31, Q.S Al-Maidah: 18 dan 72, dan lain-lain.

Seandainya ide pluralisme agama ini memang diakui di dalam Islam, berarti, tidak ada satupun orang yang masuk ke neraka dan kekal di dalamnya. Padahal, al-Quran telah menjelaskan dengan sangat jelas, bahwa orang Yahudi, Nashrani, dan kaum Musyrik, tidak mungkin masuk ke surganya Allah, akan tetapi mereka kekal di dalam neraka. Perhatikan ayat berikut ini.

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”. (al-Baqarah:111)

b. Islam Tidak Memaksa Manusia untuk Masuk ke Dalam Agama Islam

Ayat lain yang sering digunakan dalil untuk membenarkan ide pluralisme adalah ayat;

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah:256)

Surat al-Baqarah ayat 256 ini sering dieksploitasi untuk membenarkan ide pluralisme. Mereka menyatakan, Islam tidak memaksa pemeluk agama lain untuk masuk ke dalam Islam, bahkan mereka dibiarkan tetap dalam agama mereka. Ini menunjukkan, bahwa Islam mengakui kebenaran agama selain Islam (pluralisme), tidak hanya sekedar mengakui pluralitas (keragaman) agama.

Imam Qurthubiy di dalam Tafsir Qurthubiy menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan al-diin pada ayat di atas (al-Baqarah:256) adalah al-mu’taqid wa al-millah (keyakinan dan agama). Sedangkan kandungan isi ayat ini, seperti yang dituturkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, adalah; sesungguhnya seorang Muslim tidak boleh memaksa orang kafir untuk masuk Islam. Sebab, kebenaran Islam telah terbukti berdasarkan hujjah yang terang dan gamblang; sehingga, tidak perlu lagi memaksa para penganut agama lain untuk masuk ke dalam Islam.

Ayat ini tidak berhubungan sama sekali dengan ide pluralisme yang diusung oleh kaum pluralis. Bahkan, ayat ini menyatakan dengan jelas, bahwa Islam adalah agama yang paling benar, sekaligus menolak truth claim agama-agama selain Islam. Tidak adanya pemaksaan atas penganut agama lain untuk masuk Islam hanya menunjukkan bahwa Islam mengakui identitas agama mereka. Akan tetapi, Islam tidak mengakui sama sekali truth claim agama mereka. Bahkan, kaum Muslim diperintahkan untuk mengajak orang-orang kafir masuk ke dalam agama Islam dengan hujjah dan hikmah.

c. Surat al-Maidah : 69 dan Surat al-Baqarah: 62

Dua ayat ini juga sering digunakan dalil oleh kaum pluralis untuk membenarkan paham pluralisme. Mereka menyatakan, bahwa dua ayat ini menyatakan dengan sangat jelas, bahwa Islam mengakui kebenaran agama-agama selain Islam, bahkan mereka juga memiliki kans yang sama untuk masuk ke dalam surganya Allah swt. Dua ayat tersebut adalah:

“Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (al-Baqarah:62)

“Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(al-Maidah:69)

Sesungguhnya, ayat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan penganut agama lain yang ada pada saat ini. Sebab, topik yang diperbincangkan ayat tersebut adalah umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Nabi Mohammad saw. Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa umat-umat terdahulu, baik Yahudi, Nashrani, Shabi’un, yang taat kepada ajaran agamadan Rasulnya, maka mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah swt. Akan tetapi, ayat di atas tidak menunjukkan pengertian, bahwa Islam mengakui truth claim agama-agama lain yang ada pada saat ini, baik Yahudi, Nashrani, Zoroaster, dan sebagainya. Dua ayat di atas tidak menunjukkan pengertian, bahwa pemeluk agama lain yang ada pada saat ini juga memiliki kans yang sama untuk masuk ke dalam surganya Allah swt, seperti halnya pemeluk agama Islam. Sebab, nash-nash al-Quran dan Sunnah dengan jelas menyatakan, bahwa setelah diutusnya Mohammad saw, seluruh manusia diperintahkan untuk meninggalkan agama mereka. Bahkan, Islam telah menjelaskan kesesatan dan kekafiran semua agama yang ada pada saat ini; baik agama Yahudi, Nashrani, maupun agama kaum Musyrik (Budha, Hindu, Konghucu, dan lain-lain).

Untuk menafsirkan surat al-baqarah ayat 62, ada baiknya kita simak penuturan ahli tafsir berikut ini:

Imam Ibnu Katsir menyatakan, “Setelah ayat ini diturunkan, selanjutnya Allah swt menurunkan surat, “Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang merugi.”[Ali Imron:85]. Ibnu ‘Abbas menyatakan, “Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada satupun jalan (agama, kepercayaan, dll), ataupun perbuatan yang diterima di sisi Allah, kecuali jika jalan dan perbuatan itu berjalan sesuai dengan syari’atnya Mohammad saw. Adapun, umat terdahulu sebelum nabi Mohammad diutus, maka selama mereka mengikuti ajaran nabi-nabi pada zamanya dengan konsisten, maka mereka mendapatkan petunjuk dan memperoleh jalan keselamatan.” Inilah pengertian surat al-Baqarah:62; dan surat al-Maidah:59.

Selain itu, pemelintiran makna yang dilakukan oleh kelompok pluralis terhadap ayat-ayat itu [al-Baqarah:62 dan al-Maidah:69], tentu saja akan bertolak belakang dengan sabda Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Mohammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari manusia yang mendengar aku, Yahudi, dan Nashrani, kemudian mati, sedangkan ia tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepadaku, kecuali ia menjadi penghuni neraka.” [HR. Muslim dan Ahmad]

Gugatan Terhadap Pluralisme

Pertama, aspek normatif; Secara normatif, yaitu dari kacamata Aqidah Islamiyah, pluralisme agama bertentangan secara total dengan Aqidah Islamiyah. Sebab pluralisme agama menyatakan bahwa semua agama adalah benar. Jadi, Islam benar, Kristen benar, Yahudi benar, dan semua agama apa pun juga adalah sama-sama benar. Ini menurut Pluralisme. Adapun menurut Islam, hanya Islam yang benar (Qs. Ali-Imran [3]: 19), agama selain Islam adalah tidak benar dan tidak diterima oleh Allah SWT (Qs. Ali-Imran [3]: 85).

Kedua, aspek Kelahiran; Asal-usul paham pluralisme bukanlah dari umat Islam, tapi dari orang-orang Barat, yang mengalami trauma konflik dan perang antara Katolik dan Protestan, juga Ortodok (seperti yang telah dijelaskan di atas)

Ketiga, aspek inkonsistensi gereja; Andaikata hasil Konsili Vatikan II diamalkan secara konsisten, tentunya gereja harus menganggap agama Islam juga benar, tidak hanya agama Kristen saja yang benar. Tapi, fakta menunjukkan bahwa gereja tidak konsisten. Buktinya, gereja terus saja melakukan kristenisasi yang menurut mereka guna menyelamatkan domba-domba yang sesat (baca: umat Islam) yang belum pernah mendengar kabar gembira dari Tuhan Yesus. Kalau agama Islam benar, mengapa kritenisasi terus saja berlangsung? Ini artinya, pihak Kristen sendiri tidak konsisten dalam menjalankan keputusan Konsili Vatikan II tersebut.

Keempat, aspek politis; Secara politis, wacana pluralisme agama dilancarkan di tengah dominasi kapitalisme yang Kristen, atas Dunia Islam. Maka dari itu, arah atau sasaran pluralisme patut dicurigai dan dipertanyakan, kalau pluralisme tujuannya adalah untuk menumbuhkan hidup berdampingan secara damai (peacefull co-existence), toleransi, dan hormat menghormati antar umat beragama. Menurut Amnesti Internasional, AS adalah pelanggar HAM terbesar di dunia. Sejak Maret 2003 ketika AS menginvasi Irak, sudah 100.000 jiwa umat Islam yang dibunuh oleh AS. Jadi, pertanyaannya, mengapa bukan AS yang menjadi sasaran penyebaran paham pluralisme? Mengapa umat Islam yang justru dipaksa bertoleransi terhadap arogansi AS? Bukankah AS yang sangat intoleran kepada bangsa dan umat lain, khususnya umat Islam? Bukankah tentara AS di Guantonamo (Kuba) yang membuang al-Qur’an ke dalam WC? Mengapa umat Islam yang justru dipaksa ramah, tersenyum, dan toleran kepada AS, padahal justru umat Islamlah yang menjadi korban hegemoni AS yang biadab, kejam, brutal, sadis, dan tak berperikemanusiaan?

Dari keempat gugatan terhadap pluralisme di atas, kiranya dapat dipetik suatu kesimpulan yang berharga, bahwa ide pluralisme agama wajib ditolak. Sebab ide tersebut bertentangan secara normatif dengan Aqidah Islam, tidak orisinal alias palsu karena tumbuh dalam setting sosio historis Barat, merupakan saudara kandung dari sekulerisme yang terpengaruh dari Reformasi Gereja, diimplementasikan secara inkonsisten, dan membahayakan umat Islam secara politis, karena akan membius umat agar tidak sadar telah diinjak-injak oleh hegemoni AS. Tujuan akhir dari konsep pluralisme agama sangat mudah dibaca, yaitu agar umat Islam hancur Aqidahnya, sehingga hegemoni kapitalisme yang kafir atas Dunia Islam semakin paripurna dan total. Karena Barat sangat memahami, bahwa Aqidah Islam adalah rahasia atau kunci vitalitas dan kebangkitan umat Islam. Maka kalau tidak segera dihancurkan, umat Islam akan bisa menjadi potensi ancaman serius untuk hegemoni Barat di masa datang. Maka sebelum umat Islam bangkit, Aqidah Islam dalam dada mereka harus dihancurkan dan dimusnahkan, agar umat Islam takluk dan tunduk patuh sepenuh-penuhnya kepada kaum penjajah kafir. Itulah tujuan sebenarnya dari wacana pluralisme agama ini, tidak ada yang lain.[ ]

Rujukan:

  1. Farid Wadjdi & Shiddiq Al-Jawi et.al, Ilusi Negara Demokrasi.2009.Al-Azhar Press

2. Shidiq Al-Jawi, Menolak Pluralisme.2005.Khilafah1924.org

3. Syamsuddin Ramadhan, Pluralisme Bertentangan dengan Islam, Haram Menyebarkan dan Menerapkannya.2009.Hizbut-tahrir.or.id

4. Singgih Saptadi, Agama Baru Itu Bernama Pluralisme!.2008.Hizbut-tahrir.or.id

5. Microsoft Student Encharta, Massacre of Saint Bartolomew’s Day

6. Wikipedia