Nov 6, 2009

Oting dan Nanong

Diawali dari sms yang berbunyi “kita ke sanggar montekar jam 4, ketemuan di sayang” (sayang : salah satu daerah di jatinangor) akhirnya selesai solat ashar, langsung meluncur ke Griya (supermarket) buat milih-milih buah yang bakal dibikin parcel, selesai keliling-keliling, langsung meluncur lagi ke sanggar montekar, gak lama kemudian pasukan ikhwan datang juga, dan pa Supriatna (dewan petinggi Radio Bedja) keluar, mulai lah perbincangan yang bisa dibilang “basa-basi” pisss.. 

Sampai pada satu cerita yang cukup menarik, ternyata bapak yang umurnya lebih dari 50 tahun ini selama bertahun-tahun mengabdikan diri sebagai seorang pendidik, pernah suatu hari ia memiliki 2 orang murid SD, Oting dan Nanong, mereka berdua anak SD yang cerdas hanya saja lingkungan disekitar dan orangtua mereka masih menganggap pendidikan adalah hal yang tabu, sekolah tinggi dirasa tidak penting, lebih baik membantu orang tua disawah,

hmm.. sempat terlintas beberapa adegan film lascar pelangi.. wah luar biasa.. 


Nah melihat hal tersebut, jiwa pendidik pa Supriatna mulai berontak, panas, akhirnya dengan berbagai cara dari mulai pendekatan sama orangtua si murid dll, akhirnya Oting diperkenankan sekolah sampai melanjutkan STM, sedangkan Nanong, gagal untuk bisa melanjutkan sekolah, selepas SD ia membantu kedua orangtuanya dengan berjualan buah, awalnya dimulai dengan berjualan buah pikul, kemudian didorong dan akhirnya Nanong punya beberapa kios buah yang di kelola oleh saudara-saudaranya, ini semua gak lepas dari sifat Nanong yang rajin dan ulet. 

Nah btw Oting pa kabar? Tenyata si cerdas ini setelah lulus dari STM akhirnya menjadi….. (penasaran yahh ) pernah satu hari pa Supriatna berpapasan dengan Oting, Oting saat itu berpakaian kumal dan membawa babarapa perlengkapan pertukangan, ternyata Oting yang diharapkan dapat menjadi orang sukses oleh pa Supriatna saat itu akhirnya hanya sekedar menjadi buruh bangunan rumah baru Nanong, 


Wahh… lagi-lagi ko jadi inget laskar pelangi yah.. tapi masih binggung peran apa yang sesuai sama Oting n Nanong.. Jujur saja sesekali saya dan beberapa teman saya sempat cekikikan, gak tau kenapa ini cerita lucu banget, pa Supriatnapun memberi catatan, 
“kalo gituh bukan berarti untuk jadi sukses gak perlu sekolah, jujur saja saya sangat merasa bersalah sama Oting, kenapa dia yang dulu saya paksa untuk sekolah malah seperti ini” 
hening sementara, sayapun yang dari tadi cekikikan akhirnya termenung tanda berkabung (lho??), n I say “yah itumah udah rezekinya pa” 

Tapi tenyata cerita belum selesai pemirsa…
Oting yang kita kira hanya berakhir menjadi seorang buruh bangunan akhirnya melamar kerja di sebuah pabrik, sang atasan rupanya sadar kecerdasan yang dimiliki Oting, akhirnya jenjang karir Oting terus naik dan sempat dikirim ke Jerman oleh atasanya, dan sekarang Oting dan Nanong anak SD yang tinggal bersebelahan itu sukses dengan cara yang berbeda, tapi satu hal yang sama dari mereka, kerja keras yakin n optimis suatu hari nanti akan lebih baik… ^^

Happy ending yah

tapi gak happy'nya pas pulang dari sanggar montekar saya ujan-ujanan, dan dapet insiden jilbab masuk ke rantai motor lagih.. huftt

buat pa Supriatna : Thx ya pa cerita'nya inspiratif ^^

No comments:

Post a Comment