Feb 6, 2010

Tempat Sampah Perasaan



Katanya manusia itu sama, manusia yang hidup dijalan dahulu sama dengan yang hidup dijaman ini, dan yang hidup dijaman ini akan sama dengan yang hidup dimasa yang akan datang. Masalah merekapun tidak akan jauh berbeda, seputar perasaan dan kebutuhan jasmani, sedangkan yang berubah adalah Tekhnologi, Manusia jaman dulu belum kenal bahkan terbayangan seperti apa itu computer, handphone, gedung beringkat, lift juga kompor listrik, tapi sekarang itu semua ada pada kehidupan kita, samapun dengan kehidupan yang akan datang, seseorang akan menuliskan hal yang sama dengan saya dengan contoh-contoh produk yang belum pernah kita dengar pada jaman ini.
Perasaan, senang, sedih, marah, ingin diakui, dan berbagai macam rasa yang sering hinggap datang dan pergi pada manusia pada umumnya. Dan itu adalah sesuatu yang manusiawi, itu adalah bukti bahwa manusia memang “hidup”, tidak mati rasa. Dengan berbagai macam potensi itu, seseorang membutuhkan wadah sebagai “tempat sampah”, membuang semua uneg-uneg tentang cerita-cerita yang dia alami seharian. Itulah sebab nya dari kecil kita mengenal manusia adalah mahluk social, saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Namun sayangnya ditengah kehidupan sekuler-kapitalistik, menciptakan sosok-sosok manusia yang individualistic, hanya mementingkan kehidupan pribadi, dan enggan berbagi dengan manusia lainnya.
So dengan potensi manusia sebagai mahluk social “salah tempat” berada ditengah-tengah kehidupan individualistic, dua ide yang sama sekali tidak sejalan, bahkan saling bertentangan. Lantas apa solusi yang ditawarkan system ini, yup, situs jejaring social akhirnya merebak, di Indonesia saja, sebagian besar penduduknya pasti ngerasa gak PD apabila tidak memiliki salah satu akunnya, lontaran dan cemoohan “ahhh gak gaull” pernah beberapa teman saya terima, ya.. karena belum memiliki akun salah satu situs jejaring pertemanan tersebut.
Dengan adanya situ-situs tersebut, semakin menjadilah virus individualis bercokol dan tumbuh dalam diri manusia, perasaan sedih, senang, marah bisa diluapkan disana, dan kita pun bisa melihat “tempat sampah” itu secara terbuka, umum, diakses oleh siapapun, dan kapanpun. Bahkan di eropa pernah ada seorang anak yang terjebak di pipa sekolah, dan yang dia lakukan bukanlah menghubungi polisi, teman atau keluarganya, melainkan mengupdate status bahwa dia sedang berada di sana, untungnya salah satu temannya membaca status anak tersebut dan langsung menelepon polisi, dan akhirnya anak itu pun bisa diselamatkan. Dibeberapa tempat hotspot gratis dan warnet yang pernah saya datangi, bisa saya jamin, hampir 90 % manusia disana membuka layanan site pertemanan ini, dan mereka bisa tahan berjam-jam hanya untuk sekedar melihat-lihat isi sites yang walaupun tidak ada yang baru disana.
MasyaAllah.. Astagfirullah..
Kalimat ini yang terus menerus saya ucap, manakala sayapun hampir lalai dan sudah merasa nyaman berlama-lama berlama-lama berada di dunia maya, tanpa ada alasan yang jelas seperti mencari artikel, ambil dan kirim email, tapi malah menghabiskan waktu dengan membaca dan memperhatikan “tempat sampah” umum itu, bayangkan saja, untuk sekali up date status, biasanya seseorangpun sambil melihat-melihat status teman-temannya yang lain, waktu yang dibutuhkan bisa sampai berjam-jam, sangat tidak produktif, padahal dengan ukuran waktu yang sama, seseorang bisa menghabiskan membaca beberapa artikel, buku dan opini menyebarkan Ide-ide islam.
Sungguh, kesedihan yang mendalam, manakala melihat sahabat-sahabat, terutama para pengemban dakwah Islam, menghabiskan waktunya untuk hal-hal seperti ini, dan tak jarang mereka melontarkan alasan “ini kan juga dakwah”masyaAllah.. rosululah mencontohkan dakwah secara langsung, dan itu jauh lebih efektif. Tidak hanya sampai disitu penggunaan site pertemanan ini bukannya untuk dakwah, namun justru berbagai macam konflik muncul. Dari mulai marah-marahan gara-gara saling tersinggung, saling sindir sana-sini, saling berasumsi sana-sini, dan akhirnya duaarrrrrrrr… marahan deh.. masalah deh.. apalagi sampai ijtima yang kadang sering tak terjaga, huftt…
Banyak-banyak istigfar… karena nampaknya kamu, dia dan sayapun jadi korbanya… waaaaaaahhh..
Menurut saya Blog , YM, FB, FS.. dan teman-temannya adalah satu produk kapitalis yang semakin membuat manusia menjadi individualis.
Saya sangat mengagumi seorang akhwat yang malas bergentayangan didunia seperti ini, dan gak peduli walaupun dia dibilang gak gaul dan gaptek, tapi Subhanallah, militansi dakwah beliau secara personal kepada adik-adik binaan, keorganisasian, pendekatan terhadap dosen dan orang-orang sekitarnya dalam menyampaikan islam saya selalu acungi jempol. Siang hari dia berdakwah dan belajar, malam hari dia belajar, menulis laporan dan menyusun strategi kedepan, disepertiga malam terakhir dia berkhalwat dan menanggis pada Allah.. Shaum menjadi temannya dikala siang, dan dzikir menjadi temannya dikala malam, otaknya terus berputar menyusun strategi-strategi baru, sampai-sampai saya bernah berfikir, mungkin orang ini akan dimatikan dalam keadaan berfikir.. haha.. yah dia sudah sangat amat sadar, hanya Allahlah yang pantas dia jadikan “tempat sampah”.
Ya itulah dia, yang tau mana prioritas dan tidak, menjauhi yang mubah, dan memperbanyak yang sunnah.. aku cinta dia ya Allah… aku cinta dia ya Allah… aku cinta dia ya Allah
Temen-temen doakan sahabat saya itu dan kita semua ya.. agar kita semua tetap diistiqamahkan dijalan Allah, diluruskan niat amalan kita hanya untuk Allah.., dan semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung…
Walahualam bi shawab.

No comments:

Post a Comment